Guru Penggerak Harus Tingkatkan Kualitas Layanan di Satuan Pendidikan

DIREKTUR Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah (Dirjen PAUD Dikdasmen), Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), Iwan Syahril menyebut Mendikbudristek, Nadiem Makarim mempertanyakan problem solving apa yang harus dilakukan dengan kondisi pendidikan Indonesia yang sudah 20-30 tahun mengalami krisis pembelajaran (learning crisis).

Hal itu dikatakannya saat melakukan kunjungan kerja ke Provinsi Kepulauan Bangka Belitung pada Kabupaten Belitung Timur pada Minggu, 21 April 2024. Salah satu agenda kunjungan kerja tersebut adalah berdiskusi dengan puluhan aktor pendidikan Kabupaten Belitung Timur, terdiri dari Kepala Sekolah pelaksana Implementasi Kurikulum Merdeka, Pengawas Sekolah, Guru Penggerak, Calon Guru Penggerak, Pengajar Praktik, dan Penggerak Komunitas.

Kunjungan tersebut bertujuan untuk mendapatkan inspirasi implementasi pembelajaran berkualitas dan berpihak kepada murid dan mempererat tali silaturahmi dengan aktor-aktor pendidikan di daerah. Selain itu, kunjungan tersebut juga guna memperkuat kolaborasi kebijakan Merdeka Belajar dengan pimpinan daerah khususnya untuk mendorong komitmen serta gotong royong bersama untuk mewujudkan ekosistem pendidikan yang berdaya dan kuat.

Terkait dengan Merdeka Belajar, Iwan Syahril dalam agenda diskusi dengan aktor pendidikan Kabupaten Belitung Timur mengungkapkan secara langsung, bahwa gerakan ini merupakan tantangan yang diberikan oleh Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Anwar Makarim ketika pertama menjabat.

“Konsep atau setiap bagian dari episode Merdeka Belajar ini sangat dibutuhkan oleh Indonesia, untuk menuntaskan persoalan krisis pembelajaran yang sudah berlangsung lama, ditambah kehilangan pembelajaran (learning loss) akibat Pandemi Covid-19,” tegas Iwan, pada Minggu (21/4).

Dalam diskusi yang dihadiri oleh Guru Penggerak dan Calon Guru Penggerak tersebut, Iwan juga menceritakan bagaimana proses hadirnya salah satu program strategis dalam gerakan Merdeka Belajar, yaitu Guru Penggerak. Program yang merupakan rangkaian Merdeka Belajar Episode Kelima tersebut, terang Iwan, sempat berimbas akibat epidemi. Padahal, semua persiapan mulai dari perencanaan hingga pelaksanaan programnya sudah sangat matang dan siap untuk diimplementasikan.

BACA JUGA  Tim Dosen Unsil Beri Pelatihan Transformasi Digital untuk Guru Bahasa Indonesia SMK

“Guru Penggerak merupakan salah satu program terpenting dalam rangka mentransformasi perubahan pendidikan Indonesia. Para Guru Penggerak dipersiapkan sebagai pemimpin perubahan untuk menggerakkan perubahan yang riil serta peningkatkan kualitas layanan satuan pendidikan. Ini merupakan upaya kita menghidupkan kembali semangat, daya juang, dan pemikiran Ki Hadjar Dewantara dalam membangun ekosistem pendidikan Indonesia yang berpihak pada murid,” kata Iwan sekaligus menyatakan bahwa pemerintah juga telah mengeluarkan Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Permendikbudristek) Nomor 40 Tahun 2021 tentang Penugasan Guru Sebagai Kepala Sekolah untuk mendukung program tersebut.

Apresiasi Merdeka Belajar

Dalam kesempatan yang sama, Bupati Belitung Timur, Burhanudin, mengapresiasi kebijakan Merdeka Belajar yang dihadirkan Kemendikbudristek beberapa tahun belakangan. Ia mengungkapkan, kebijakan Merdeka Belajar, salah satunya Implementasi Kurikulum Merdeka, telah memberikan ruang seluas-luasnya bagi guru untuk guru melakukan kreativitas pembelajaran menyenangkan bagi murid.

“Kami berharap kebijakan Merdeka Belajar ini tidak berubah lagi, termasuk penyampaian Mas Menteri terkait Kurikulum Merdeka juga sudah final. Sekarang tinggal bagaimana mengimplementasikannya dengan baik. Guru sekarang juga harus mengubah mindsetnya, dengan adanya Kurikulum Merdeka, guru jangan hanya melihat fisik dan latar belakang murid, tapi pelajarilah mereka secara utuh,” terang Burhanudin yang juga pernah menjadi guru.

Ia juga menegaskan bahwa Pemerintah Daerah Belitung Timur mendukung sepenuhnya kebijakan Permendikbudristek Nomor 40 Tahun 2021. Hal ini dibuktikan dengan usaha untuk terus mendorong pengangkatan Guru Penggerak menjadi kepala sekolah di wilayah tersebut.

BACA JUGA  UNY Raih Gelar Juara Umum Lomba Inovasi Digital Mahasiswa  

“Kami mendukung sepenuhnya Permendikbudristek ini. Saat ini di Kabupaten Belitung Timur ada 58 Guru Penggerak, 27 orang sudah diangkat menjadi kepala sekolah, 1 orang diangkat menjadi pengawas sekolah,” terang Burhanudin.

Perubahan Paradigma Berpikir Guru

Guru SMP Negeri 2 Gantung, Danny Yuniar Ardianto, merupakan salah seorang Guru Penggerak yang hadir pada saat diskusi tersebut mengungkapan banyak sekali perubahan paradigma berpikir dan cara pembelajaran yang ia dapat saat mengikuti Program Guru Penggerak. Salah satunya terkait bagaimana ia memandang angka bukan lagi tujuan tapi value. Hal ini pengalaman yang tidak ia dapat dari materi pembelajaran berdiferensiasi dan pembelajaran sosial emosional.

“Saat saya menerapkan pembelajaran berdiferensiasi dan pembelajaran sosial emosional ini saya melakukan hal kecil terkait menghapus sistem juara atau perangkingan di kelas. Saya mulai menghargai murid sesuai dengan keunggulan di bidang mereka masing-masing. Jadi saat tidak ada juara pada pembagian rapor, yang ada adalah apresiasi di bidang sains, di bidang sosial, budaya, bahkan mereka yang sering datang lebih awal ke kelas saya beri apresiasi,” terang Danny.

Danny melanjutkan bahwa orang tua dari murid yang mendapat apresiasi lebih sering datang lebih dulu di kelas ini bahkan mengucapkan terima kasih karena anaknya belum pernah sekalipun mendapat penghargaan atau bingkisan.

Senada dengan Danny, pengalaman menarik dan sangat berkesan terkait pembelajaran berdiferensiasi dan penerapan pembelajaran sosial emosional juga dirasakan Nolia, Guru Penggerak yang sudah diangkat menjadi Kepala Sekolah SDN 1 Manggar. Ia mengatakan bahwa telah 11 tahun menjadi guru kelas 6 dan setiap ujian akhir selalu saja anak yang putus sekolah. Menurut Nolia, rata-rata setiap tahun putus sekolah selalu terjadi karena kurangnya motivasi anak dan orang tua yang kurang mendukung.

BACA JUGA  Jangan Pernah Ragukan Nasionalisme Anak-anak Diaspora

“Karena kita belum memahami keadaan anak, mereka di sekolah tertekan, saya menyadari itu. Namun ketika saya mengikuti Pendidikan Guru Penggerak, saya mempelajari modul 1 sampai modul 2, terkait pembelajaran berdiferensiasi dan pembelajaran sosial emosional. Alhamdulillah pada saat itu anaknya tidak ada lagi yang putus sekolah,” terang Nolia terkait bagaimana ia menghadirkan pembelajaran yang menyenangkan.

Perubahan terkait diri pribadi juga dirasakan oleh Mukhammad Mundhofi, guru Bahasa Indonesia di SMK Negeri 1 Dendang yang juga merupakan seorang Guru Penggerak angkatan 4. Ia mengatakan bahwa mengajar di SMK tantangannnya cukup berbeda, apalagi menurutnya ia mengajar di SMK di Belitung Timur, yang paling jauh dari kota.

“Sekolah kami sekolah baru, waktu di awal hampir separuh anak tidak masuk sekolah. Dipanggil mereka lari. Saya pernah menampar anak dua kali, karena saya merasa dengan mendisiplinkan anak itu akan sukses, saya melihat di akademi militer kok disiplin,” terang Mundhofi.

Ia merasa ‘ditampar’ ketika mengikuti Pendidikan Guru Penggerak dan menjadi sadar bukan begitu cara mengatasi anak. Pendidikan Guru Penggerak mengajarkan ia untuk menyelam dan mendalami karakter anak secara mendalam dan memahaminya. “Pendidikan Guru Penggerak membuat saya berubah, saya bukan lagi guru yang suka menampar anak,” tegas Mundhofi. (RO/DS/M-01)

Dimitry Ramadan

Related Posts

Masih Ada 0,68 Persen NIK yang belum Dipadankan

MENJELANG diberlakukannya Coretax System oleh pemerintah pada Januari tahun depan, jumlah Nomor Induk Kependudukan (NIK) yang telah dipadankan dengan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) sudah mencapai 75.939.355 hingga 3 Desember…

Datangi Ponpes Ora Aji, Sonhaji Maafkan Gus Miftah

SETELAH beritanya sempat viral akibat ‘dihina’ Gus Miftah dalam sebuah acara pengajian, pedagang es bernama Sonhaji akhirnya mendatangi kediaman Gus Miftah di Pondok Pesantren Ora Aji, Padukuhan Tundan, Purwomartani, Kalasan,…

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Jangan Lewatkan

Masih Ada 0,68 Persen NIK yang belum Dipadankan

  • December 4, 2024
Masih Ada 0,68 Persen NIK yang belum Dipadankan

Datangi Ponpes Ora Aji, Sonhaji Maafkan Gus Miftah

  • December 4, 2024
Datangi Ponpes Ora Aji, Sonhaji Maafkan Gus Miftah

Menangi Sengketa Pemilu, Eep Minta Keadilan Mahkamah Partai

  • December 4, 2024
Menangi Sengketa Pemilu, Eep Minta Keadilan Mahkamah Partai

Pertamina Tambah Layanan Menghadapi Liburan Nataru

  • December 4, 2024
Pertamina Tambah Layanan Menghadapi Liburan Nataru

KPU Kota Bandung Gelar Rekapitulasi Suara Pilkada Bandung

  • December 4, 2024
KPU Kota Bandung Gelar Rekapitulasi Suara Pilkada Bandung

Wakil Bupati Sleman Minta Kendalikan Harga Saat Nataru

  • December 4, 2024
Wakil Bupati Sleman Minta Kendalikan Harga Saat Nataru