SEKJEN PBB Antonio Guterres menyebutkan telah terjadi rekor suhu terpanas di dunia selama dua hari berturut-turut pada minggu ini.
Laporan dari Copernicus Climate Change Eropa menyebutkan bahwa rekor terpanas terjadi Minggu dan Senin. Suhu udara permukaan rata-rata global mencapai 17,16 Celcius. Sebagian dunia dilanda gelombang panas yang dahsyat seperti di Mediterania, Rusia hingga Kanada.
Guterres menambahkan setelah Minggu dan Senin menjadi hari terpanas secara global, kini ditambah dengan Selasa juga akan menjadi hari dengan suhu terpanas.
“PBB baru saja menerima data awal yang menunjukkan hari Selasa berada dalam kisaran yang sama dan akan menjadi hari terpanas ketiga berturut-turut,” kata Guterres dalam pidatonya kepada wartawan di markas PBB, New York, Kamis (25/7) waktu setempat.
Dalam pidatonya, ia menyatakan bahwa suhu panas disebabkan oleh perubahan iklim yang dipicu oleh bahan bakar fosil dan perilaku manusia.
Udara panas diperkirakan membunuh hampir setengah juta orang setiap tahunnya. Jumlah itu sekitar 30 kali lebih banyak daripada siklon tropis.
Tahun ini panas ekstrem melanda komunitas-komunitas yang sangat rentan di wilayah Sahel. Udara panas menyebabkan sedikitnya 1.300 jemaah selama menjalankan ibadah haji di Mekkah wafat.
Sekolah-sekolah di Asia dan Afrika ditutup akibat suhu yang panas ini dan berdampajk pada lebih dari 80 juta anak.
“Dan kami tahu ini akan menjadi lebih buruk. Panas ekstrem adalah hal baru yang tidak normal,” tambah Guterres dalam pidatonya.
Call of Action PBB
Call of action dari Sekjen PBB untuk pertama kalinya menyatukan sepuluh badan khusus PBB dalam upaya mendesak secara terpadu dan memperkuat kerja sama internasional dalam mengatasi panas ekstrem.
Ia menambahkan para pemegang kekuasaan baik di tingkat negara, provinsi maupun kota untuk melakukan aksi penurunan suhu global ini dengan mengacu pada sains dan data.
Guterres juga berpesan pentingnya merawat kelompok paling rentan akibat kenaikan suhu global ini. Yaitu kelompok paling berisiko termasuk masyarakat miskin di perkotaan, perempuan hamil, penyandang disabilitas, lansia, anak-anak, orang sakit dan pengungsi. (*/S-01)