
KOREA Utara terus berulah. Mereak menerbangkan lebih banyak balon pembawa sampah melintasi perbatasan antar-Korea. Bahkan satu balon yang membawa sampah itu jatuh di kompleks kepresidenan Korea Selatan.
“Balon yang mendarat di dekat kantor Presiden Yoon Suk-yeol di Yongsan, pusat kota Seoul, memang tidak mengandung bahan berbahaya atau menyebabkan cedera,” kata Badan Keamanan Presiden dalam sebuah pernyataannya, Rabu (24/7).
Kepala Staf Gabungan Korea Selatan mengumumkan pada Rabu (23/7) pagi bahwa Korea Utara telah meluncurkan lebih banyak balon ke wilayahnya. Pemerintah Kota Seoul juga meminta penduduk untuk melaporkan benda-benda tersebut dan menghindari menyentuhnya.
Peluncuran balon ke-10 yang dilakukan Pyongyang pada tahun ini terjadi beberapa hari setelah Korea Selatan mengumumkan akan meningkatkan siaran propaganda melintasi perbatasan negara yang sangat termiliterisasi.
Korea Utara telah mengirimkan lebih dari 2.000 balon melintasi perbatasan sejak Mei lalu, sehingga mendorong pihak berwenang Korea Selatan untuk melanjutkan siaran untuk pertama kalinya dalam enam tahun.
Balon-balon tersebut, beberapa di antaranya memiliki pengatur waktu untuk mengeluarkan isinya ke udara, berisi sampah mulai dari puntung rokok hingga kertas bekas, baterai bekas, dan kompos.
Meskipun balon-balon tersebut tidak menyebabkan cedera atau kerusakan berarti, balon-balon tersebut menimbulkan pertanyaan keamanan di Korea Selatan karena potensinya membawa bahan berbahaya seperti bahan kimia dan biologi.
Respon Pyongyang
Pyongyang mengatakan peluncuran balon tersebut merupakan respons terhadap aktivis di Korea Selatan yang menyebarkan selebaran dan USB ke wilayahnya sebagai bagian dari upaya untuk melemahkan rezim pemimpin Korea Utara Kim Jong Un.
Saudara perempuan Kim Jong Un yang berpengaruh, Kim Yo Jong mengancam akan mengenakan harga yang mengerikan dan mahal pada sampah di balik selebaran tersebut.
Pyongyang bereaksi keras terhadap kampanye propaganda yang diarahkan pada kepemimpinannya di masa lalu, dengan meledakkan kantor penghubung yang dibangun Korea Selatan di wilayahnya pada tahun 2020 dan menembakkan peluru anti-pesawat ke balon yang diluncurkan aktivis pada tahun 2014. (BBC/NBC/*/N-01)