PRESIDEN Korea Selatan, Yoon Suk Yeol selamat dari pemakzulan setelah mayoritas anggota partai yang berkuasa memboikot pemungutan suara di legislatif.
Sidang pleno pemakzulan itu digelar Parlemen Korea Selatan setelah Yoon Suk Yeol tiba-tiba mengumumkan darurat militer yang sempat membuat gaduh meski hanya berumur jagung.
Sejumlah anggota partai penguasa di Korea Selatan, People Power Party (PPP), walk out atau keluar ruangan, saat mulainya proses sidang pleno.
“Beberapa anggota Partai Kekuatan Rakyat yang berkuasa meninggalkan ruang sidang saat rapat pleno,” demikian dikutip BBC.
Kegagalan mosi ini diperkirakan akan memicu protes publik yang lebih besar yang menuntut penggulingan Yoon dan memperdalam kekacauan politik di Korea Selatan.
Sebab survei menunjukkan mayoritas rakyat Korea Selatan mendukung pemakzulan terhadap presiden.
Tidak didukung
Persoalannya ada pemakzulan itu membutuhkan dukungan dua pertiga anggota Majelis Nasional atau 200 dari 300 anggota.
Namun, dari 192 anggota oposisi yang mengajukan mosi, hanya tiga anggota Partai Kekuatan Rakyat (PPP) yang ikut dalam pemungutan suara. Akibatnya, mosi tersebut dibatalkan tanpa penghitungan suara karena tidak mencapai kuorum 200 suara.
“Seluruh bangsa menyaksikan keputusan yang diambil di Majelis Nasional hari ini. Dunia juga mengawasi,” ujar Ketua Majelis Nasional Woo Won-shik.
“Sangat disayangkan bahkan tidak ada pemungutan suara yang sah,” lanjutnya. (*/N-01)