SUASANA di Timur Tengah semakin memanas. Terbaru Militer Israel melancarkan dengan menargetkan markas besar Hizbullah di pinggiran selatan ibu kota Beirut, Lebanon, pada Jumat (27/9) waktu setempat.
Menurut berbagai sumber, Israel menargetkan pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallah. Namun pihak Hizbullah mengklaim Nasrallah dalam kondisi aman.
Saat serangan terjadi, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu sedang berada di New York, Amerika Serikat, untuk berpidato di hadapan Sidang Majelis Umum PBBB.
Namun sebelumnya, Benjamin Netanyahu menyebut tidak akan menghentikan serangan meski korban jiwa telah menembus angka 700 jiwa. Ia bahkan bersumpah untuk terus memerangi Hizbullah sampai menang.
“Tidak akan ada gencatan senjata di utara,” kata Menteri Luar Negeri Israel Katz.
“Kami akan terus berperang melawan organisasi teroris Hizbullah dengan seluruh kekuatan kami hingga kemenangan dan warga utara kembali ke rumah mereka dengan selamat,” tambahnya.
Hal sama juga dikatakan kantor Netanyahu. Pemerintahannya bahkan enggan menanggapi usulan gencatan senjata yang diberikan sekutunya sendiri Amerika Serikat (AS) bersama Prancis serta sejumlah negara lain seperti Kananda, Australia, Arab Saudi, dan Uni Emirat Arab (UEA).
“Itu adalah usulan Amerika-Prancis, yang bahkan belum ditanggapi oleh perdana menteri,” kata kantornya dalam sebuah pernyataan resmi.
“Pemerintah telah memerintahkan tentara untuk melanjutkan pertempuran dengan kekuatan penuh,” tambahnya. (BBC/telegraph/N-01)