JAWA Barat sejatinya punya potensi besar untuk menjadi daerah yang maju. Sebab selain jumlah penduduknya padat, memiliki potensi alam melimpah, keunggulan Sumber Daya Manusia (SDM), serta infrastruktur yang memadai.
Sayangnya kesemua potensi yang dimiliki itu belum dioptimalkan untuk mendukung pemerataan ekonomi masyarakat. Hal itu dikatakan Wakil Ketua ISEI Cabang Bandung Koordinator Jawa Barat, Farida Titik Kristanti dalam sarasehan bertema ‘Urgensi Pembangunan Konektivitas Jalur Selatan untuk Mendorong Perekonomian Priangan Timur’ yang diadakan oleh Sarasehan West Java Economic Society (WJES) Priangan Timur 2024, di Kantor Perwakilan BI Tasikmalaya.
Ia mengatakan, sarasehan ekonomi yang dilakukan bertujuan untuk membedah percepatan pertumbuhan dan pemerataan pembangunan berbasis lingkungan dan tata ruang yang berkelanjutan melalui peningkatan konektivitas dan penataan daerah dilihat dari berbagai perspektif.
“Peningkatan konektivitas diharapkan dapat memberikan manfaat maksimal terutama dalam mendorong perekonomian nasional maupun daerah, menurunkan biaya logistik nasional, menghubungkan, mengintegrasikan berbagai sentra ekonomi serta membantu pemerataan kondisi jalan yang baik,” katanya.
Sementara itu, Kepala Bank Indonesia Provinsi Jawa Barat (Jabar), Muhamad Nur mengatakan, untuk membedah percepatan pertumbuhan, pemerataan pembangunan terdapat tiga hal penting dalam mendorong pemerataan ekonomi antara lain akselerasi pengembangan infrastruktur akan mengoptimalkan potensi peran di bagian utara dan selatan sebagai sumber pertumbuhan sekaligus mendukung stabilitas harga melalui kelancaran distribusi.
“Partisipasi aktif berupa masukan dan informasi diperlukan untuk terus menjaga pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, guna mencapai Indonesia maju. Para pelaku ekonomi diharapkan untuk terus mendorong realisasi investasi, salah satunya memanfaatkan kelonggaran makroprudensial,” ujarnya.
Sementara, Kepala BI Tasikmalaya Aswin Kosotali mengungkapkan, beberapa poin penting dalam diskusi antar lain strategi pengembangan infrastruktur Jawa Barat Selatan perlu evaluasi dari sisi RT dan RW untuk memberikan kepastian terutamanya pembangunan dan perlunya terobosan pembiayaan pembangunan infrastruktur, mitigasi risiko konflik lahan serta peran Badan Usaha Milik Daerah (BUMD).
“Potensi alam yang sangat melimpah di wilayah Jawa Barat Selatan termasuk Priangan Timur dapat dimanfaatkan guna pengembangan sektor pariwisata. Namun, sarana dan prasarana pendukung khusus transportasi dirasa masih kurang, kesiapan SDM, mitigasi rencana perlu direncanakan secara matang serta diselaraskan dengan program strategis pentahelix memegang kunci penting mewujudkan konektivitas terarah dan terintegrasi agar mewujudkan pemerataan sosial-ekonomi masyarakat di Jawa Barat,” pungkasnya. (YY/N-01)