KETUA Dewan Pimpinan Nasional (DPN) Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI), Fadli Zon, mengapresiasi inovasi para petani di Kampung Ciherang, Desa Kiangroke, Kecamatan Banjaran, Kabupaten Bandung Jawa Barat (Jabar) yang berhasil menerapkan teknik salibu dalam budi daya padi.
Berkat inovasi itu memungkinkan para petani untuk memanen hingga empat kali dalam setahun, dengan hasil yang luar biasa hingga mencapai 35 ton per hektar per tahun.
“Teknik salibu yang diterapkan di Ciherang ini sudah membuktikan dan mampu untuk meningkatkan produktivitas padi secara signifikan bahkan beberapa varietas unggul yang ditanam menggunakan teknik ini mampu
menghasilkan jumlah butir, tangkai, dan tunas yang lebih banyak dari biasanya. Ini adalah inovasi yang luar biasa,” papar Fadli sesuai melakukan panen raya Rabu (9/10).
Menurut Fadli, salah satu keunggulan dari teknik ini adalah penggunaan metode tanam benih langsung (Tabela), yang dibantu dengan alat pemotong inovatif, sehingga proses tanam dan panen menjadi lebih efisien. Teknik ini juga didukung oleh ekosistem yang unik, seperti penggunaan itik selama 10 hari pasca-panen untuk membantu menjaga kualitas lahan.
“Ini teknik yang perlu dikembangkan karena bisa meningkatkan hasil panen secara berkelanjutan. Target utama pemerintahan mendatang yang dipimpin oleh Prabowo Subianto, adalah mencapai swasembada pangan,” ungkap Fadli.
Butuh dukungan
Fadli menambahkan, Prabowo juga pernah menjabat sebagai Ketua Umum HKTI,
sehingga sangat peduli pada sektor pertanian. Targetnya bukan hanya dukung swasembada pangan dan program makan siang bergizi, ketahanan pangan, tetapi juga swasembada pangan yang dulu pernah kita capai.
Meski begitu, ia mengakui bahwa upaya ini membutuhkan kerja keras dan dukungan
dari berbagai pihak.
“Jadi pentingnya keberlanjutan usaha tani dengan memastikan keuntungan
bagi para petani. Petani harus untung, setidaknya 30 persen agar ada insentif yang mendorong mereka untuk terus Bertani. Oleh karena itu, HKTI terus mendorong kenaikan harga pembelian pemerintah (HPP) gabah kering panen dan peningkatan subsidi pupuk,” ujarnya.
Kebutuhan pupuk
Fadli melanjutkan, pupuk merupakan salah satu instrumen penting dalam pencapaian hasil panen yang maksimal. Pemerintah perlu memastikan semua kebutuhan petani, termasuk pupuk, perubahan iklim, akses pasar dan modal, tercukupi dengan baik.
Bantuan peralatan juga harus tepat, jangan sampai salah pilih yang akhirnya tidak terpakai. Fadli juga menyinggung pentingnya program makan siang bergizi yang akan pemerintahan Prabowo Subianto.
“Kebutuhan pangan sangat penting, terutama untuk mendukung program makan siang bergizi bagi anak-anak. Program ini adalah tugas mulia untuk memenuhi gizi 280 juta rakyat Indonesia,” ujarnya.
Fadli juga berharap bahwa keberhasilan panen dengan teknik salibu di Ciherang dapat dicontoh dan diterapkan di daerah lain, sehingga ketergantungan pada impor beras dapat berkurang. Pihaknya optimis dengan pencapaian ini, sehingga kedepan tidak perlu lagi mengimpor beras yang bisa merugikan petani lokal terutama saat panen raya. (Rava/N-01)