PEMERINTAH Kota Bandung, Jawa Barat mengandeng sejumlah kolaborator mengadakan Focus Group Discussion (FGD) dalam Penyusunan Grand Design Pangan pada Jumat (2/8) lalu.
Hal ini merupakan kali pertama Pemkot Bandung merumuskan dokumen, dengan melibatkan 100% pihak diluar pemerintahan. Adapun kolaborator Pemkot Bandung yakni Universitas Parahyangan (UNpar), Rikolto Indonesia dan Milan Urban Food Policy Pack (MUFPP).
Penjabat Sekretaris Daerah Kota Bandung, Dharmawan menyambut positif kegiatan ini. Menurutnya, kegiatan ini sejalan dengan dukungan Pemkot Bandung terhadap SDGs.
Saat ini sejumlah tujuan SDGs yang sejalan dengan Pemkot Bandung, antara lain tanpa kemiskinan, mengakhiri kelaparan, mencapai ketahanan pangan. Memperbaiki nutrisi dan mempromosikan pertanian yang berkelanjutan, serta memastikan konsumsi yang bertanggung jawab dan berkelanjutan.
“Ketahanan pangan yang kuat dicirikan oleh kemandirian pangan yangtinggi dalam menjamin penyediaan kebutuhan pangan di tingkat nasional,daerah, maupun rumah tangga,” ucap Dharmawan.
Jaga harga pangan
Menurut Dharmawan, bukan hanya ketahanan dan kecukupan pangan, tapi pemkot menyadari harga pangan yang terus bergejolak. Oleh karenanya pemkot berupaya menjaga pangan agar tetap mudah terjangkau olehMasyarakat.
Untuk itulah perlunya dukungan semua pihak dalam rangkamenjaga ketahanan pangan di Kota Bandung.
“Kegiatan FGD ini sangat diperlukan untuk merumuskan Grand Design Pangan di Kota Bandung. Diharapkan sdanya Grand Design Pangan di Kota Bandung diperlukan sebagai rujukan bagi OPD terkait mengimplementasikan strategi Pemkot Bandung sebagai dasar pola pikir dan bertindak setiap stakeholder,” katanya.
Komitmen Pemkot
Kepala Dinas Ketahanan Pangan Pertanian (DKPP) Kota Bandung, Gin Gin Ginanjar menyebut, Grand Design Pangan Kota Bandung disusun untuk memperjelas komitmen Pemkot Bandung untuk membangun sistem pangan di Kota Bandung sampai 2030, ini bisa menjadi acuan, pola tindak, pola pikir dalam memperkuat ketahanan pangan.
“Saya tentu bangga, untuk pertama kalinya OPD Kota Bandung membuatkegiatan penyusunan dokumen yang murni dibantu pihak di luarpemerintahan.”
“Karena Grand Design Pangan ini dibangun oleh berbagai pihak. Kota Bandung terhubung dengan jejaring dunia untuk memperkuat ketahanan pangan. Kita punya Buruan Sae yang begitu membanggakan dan menjadi contoh bagi dunia,” ungkap Gin Gin.
Menurut Gin Gin, terkait upaya mewujudkan ketahanan pangan, Pemkot Bandung juga telah menjadi tuan rumah Asean Summer School, belum lama ini. Kegiatan tersebut merupakan kerja sama sejumlah unsur Pemerintah level Kota/Kabupaten se-ASEAN dan MUFPP.
Kegiatan ini mendapat apresiasi, salah satunya dari Rikolto Indonesia. Ketua Program Rikolto Indonesia, Noni Kaban menyebut, Asean Summer School banyak membantu kota-kota di Asean untuk mewujudkan kantin sehat.
“Kota Bandung punya modal yang banyak dari segi akademisi dan pelaku. Ada banyak riset yang sudah dilakukan bekerja sama dengan Rikolto Indonesia sejak 2018. Mulai dari survey konsumsi pangan, surveyproduksi, kemudian survey ertanian kota hingga aplikasi berbagi pangan,” sambungnya. (Rava/N-01)