UNTUK mempelajari prosedur dan tata cara menangani satwa liar sejumlah petugas pemadam kebakaran dari beberapa wilayah di Jawa Barat (Jabar) dan Masyarakat Mitra Polhut (MPP), mengikuti kegiatan Pelatihan MMP Cagar Alam Gunung Tilu- batch 5, yang digelar di Kebun Binatang Bandung pada Kamis (20/6).
Kegiatan yang dilaksanakan ini diinisiasi bersama Balai KonservasiSumber Daya Alam (BKSDA) Jabar, dalam meningkatkan upaya penanganan satwa yang didapat, atau yang diserahkan masyarakat, serta sitaan balai yang selama ini diinformasikan ke BPBD, Damkar.
“Mereka secara teknis memiliki keberanian dalam menangani, memegang dan memindahkan satwa liar. Tapi, satu sisi ada prosedur yang sebenarnya untuk meminimalkan resiko, baik pada orangnya atau satwanya agar tak terjadi hal-hal yang tak diinginkan. Semisal tergigit, tercakar atau sebaliknya, satwanya yang bisa terluka atau bahkan mati. Semua itu ada prosedurnya,” jelas Direktur The Aspinall, Made Wedana.
Dalam pelatihan penanganan hewan liar lanjut Made, dihadirkan sepertiular sanca, ular kopi, buaya, monyet buntut panjang, sampai elang. Peserta yang hadir pun diberikan trik-trik dalam menangani satwa-satwa tersebut. Kegiatan seperti ini, dahulu sempat dilaksanakan di kantor BKSDA Jabar di Gedebage.
Jadi, ini mengulang lagi dan pihaknya berharap bisa rutin dilaksanakan biar saling mengingatkan.Yohan Hendratmoko dari Konservasi Sumber Daya alam (KSDA) Jabar,menyatakan pelatihan yang diadakan oleh Bandung Zoo ini, sangat tepat dan baik karena pengalamannya di lapangan sering menerima titipan hewan dari instansi yang menjadi mitra.
“Harapan kami dengan adanya pelatihan seperti sekarang ini,penanganannya lebih cepat dan tepat. Jangan sampai nanti membahayakanorangnya yang mau menyelamatkan satwanya juga membahayakan satwa yang diselamatkan,” tuturnya.
Pelatihan ini lanjut Yohan juga merupakan pelatihan penanganan konflik satwa, antara satwa dengan masyarakat. Dinamakan konflik, bilamana hewan tersebut menimbulkan keresahan kepada masyarakat. Dan konflik sepertiini sering diterima berupa aduan dari Masyarakat.
Ia pun menceritakan kejadian yang sempat viral belum lama di Bandung perihal turunnya monyetekor panjang ke rumah warga. Dari peristiwa tersebut, Yohan punmenganjurkan kepada masyarakat untuk tidak memberikan makan kepada monyet tersebut.
“Penanganan terhadap monyet yang viral akhirnya bisa dilakukan, salah satunya adalah dengan melakukan tembak bius dan tertangkap. Langkahselanjutnya adalah merehab monyet yang telah tertangkap,” lanjutnya.
Yohan juga berharap dengan pelatihan yang diadakan ini bisa meminimalisasi adanya konflik antara warga dan masyarakat. Selain itu penanganan terhadap binatang yang dimaksud lebih cepat dan tepat.
“Kami selama ini perihal alat-alat untuk menangkap binatang yang berkonflikseperti kotak kandang jebak, penjepit ular, jaring menangkap satwa. Anggaran kami terbatas sehingga dengan adanya pelatihan seperti ini pengerjaan menangkap,” ungkapnya.
Rizal salah seoarang peserta dari Dinas Pemadam Kebakaran Kabupaten Purwakarta, mengaku antusias dan merasa acara yang digelar tersebut sangat bagus dan bermanfaat. Semoga acara semacam ini sering digelar. Karena dalam penanganan satwa liar, tidak bisa sembarangan.
“Alhamdulillah dengan mengikuti kegiatan ini, kami bisa lebih mengerti cara menangani satwa liar dengan baik seperti apa sekaligus menjaga kelestarian alam dan ekosistem,” terangnya.
Selain itu kata Rizal, peserta mengetahui pula SOP yang dilaksanakan instansi lain saat menangani satwa liar. Dan ada beberapa hal pula yang mesti mereka ketahui, semisal evakuasi hewan ada ternyata yang tak perlu bersentuhan langsung, melainkan hanya pindah kandang. Terpenting ketika ada hewan yang dilindungi itu harus dikembalikan ke pemerintah.
“Semoga kegiatan ini terus dilaksanakan dan koordinasi antarinstansi terkait di bidang konservasi lebih baik sehingga operasional di lapangan mereka sebagai eksekutor tak bingung harus mengirimkan ke mana satwatersebut,” lanjutnya. (Rav/N-01)