Ratusan Siswa SMA Negeri 1 Teladan Yogyakarta Keracunan MBG

SEBANYAK 426 siswa SMA Negeri 1 Teladan Yogyakarta mengalami gejala keracunan setelah menyantap sajian Program Makan Bergizi Gratis (MBG), Rabu (15/10). Para siswa mengeluhkan mual, sakit perut, pusing, dan diare, dan pada Kamis (16/10) tercatat 33 siswa tidak masuk sekolah.

Kasus ini menjadi perhatian Sekretaris Daerah (Sekda) DIY Ni Made Dwipanti Indrayanti, yang langsung berkoordinasi dengan Satgas Percepatan Pelaksanaan Program MBG dan Koordinator Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) wilayah Wirobrajan, selaku penyedia makanan untuk SMA Negeri 1 Teladan.

Berdasarkan laporan yang diterima, makanan MBG disajikan sekitar pukul 11.45 WIB saat jam istirahat kedua. Ni Made menyebut, proses memasak dilakukan lebih awal dari jadwal karena salah satu koki sedang sakit.

BACA JUGA  178 Siswa di Sleman Diduga Keracunan Makanan Program MBG

“Informasinya makanan seharusnya dimasak agak siang, tetapi dipercepat karena ada koki yang sakit,” ujar Ni Made, Kamis (16/10).

Menurutnya, sumber keracunan diduga berasal dari lauk ayam, yang ternyata dimasak bersamaan dengan jatah menu pagi untuk SD.

“Padahal seharusnya jatah siang tidak dimasak berbarengan dengan jatah pagi,” tegas Ni Made.

Ia meminta Dinas Pendidikan DIY segera meninjau langsung sekolah untuk memastikan penanganan dan klarifikasi penyebab keracunan. Ni Made juga menegaskan agar SPPG memperketat pengawasan serta melaporkan hasil operasional dapur secara rutin.

“Koordinator SPPG wajib melapor setiap minggu kepada Ketua Satgas, termasuk informasi kandungan gizi dan waktu layak konsumsi,” ujarnya.

SPPG Akui Kelalaian, Siap Bertanggung Jawab

BACA JUGA  BGN Hentikan sementara SPPG yang Alami Keracunan

Kepala SMA Negeri 1 Teladan Yogyakarta, Ngadiya, membenarkan adanya ratusan siswa yang mengalami gejala keracunan. Menu yang disajikan saat itu terdiri dari nasi putih, ayam saus barbeque, tahu krispi, salad sayur, dan pisang.

“Yang diduga menyebabkan keracunan itu ayamnya,” kata Ngadiya.

Dari total 972 siswa, sebanyak 426 mengalami gejala sakit perut dan diare ringan yang muncul sejak dini hari, antara pukul 01.00–03.00 WIB.

“Yang tidak masuk sekolah hari ini ada 33 siswa. Sisanya tetap masuk meski masih mengeluh sakit perut,” ujarnya.

Ngadiya menambahkan, pihak SPPG telah datang ke sekolah dan mengakui adanya kelalaian dalam proses penyediaan makanan.

“Mereka menyatakan siap bertanggung jawab. Diduga ada tahapan memasak yang tidak sesuai SOP sehingga menyebabkan keracunan,” pungkasnya. (*/S-01)

BACA JUGA  Pengemudi tidak Mampu Menyetir Tabrak Mobil dan Dua Motor

Siswantini Suryandari

Related Posts

Cicilan Koperasi Merah Putih Diambil dari Dana Desa

PEMERINTAH memastikan akan merevisi sejumlah regulasi terkait skema pembiayaan Koperasi Merah Putih. Salah satu perubahan paling krusial adalah penetapan pembayaran cicilan menggunakan dana desa, yang mencapai sekitar Rp40 triliun per…

Musikaliterasi, Cara Baru Bandung Dorong Minat Baca

DINAS Arsip dan Perpustakaan (Disarpus) Kota Bandung menghadirkan pendekatan baru dalam menggerakkan budaya literasi melalui program Musikaliterasi: Musik x Literasi Buku, yang digelar di Aula Balairung Disarpus, Sabtu (15/11). Program…

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Jangan Lewatkan

Cicilan Koperasi Merah Putih Diambil dari Dana Desa

  • November 15, 2025
Cicilan Koperasi Merah Putih Diambil dari Dana Desa

Musikaliterasi, Cara Baru Bandung Dorong Minat Baca

  • November 15, 2025
Musikaliterasi, Cara Baru Bandung Dorong Minat Baca

Penguatan Hutan Adat Jadi Fokus Indonesia di COP30

  • November 15, 2025
Penguatan Hutan Adat Jadi Fokus Indonesia di COP30

20.000 Dokumen Jeffrey Epstein Dirilis, Nama Trump Ikut Terseret

  • November 15, 2025
20.000 Dokumen Jeffrey Epstein Dirilis, Nama Trump Ikut Terseret

Operasi Merah Putih Ungkap Perambahan di Seblat

  • November 15, 2025
Operasi Merah Putih Ungkap Perambahan di Seblat

Bandung Tutup Special Olympic SE Asia Football 2025

  • November 15, 2025
Bandung Tutup Special Olympic SE Asia Football 2025