Delapan Kecamatan di NTB Siaga Kekeringan

BADAN Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyatakan berdasarkan monitoring dan prediksi curah hujan dasarian, delapan daerah di Nusa Tenggara Barat (NTB) berpotensi siaga kekeringan meteorologis.

Potensi kekeringan tersebut sebagai dampak dari kejadian hari kering berturut-turut dengan indikator hari tanpa hujan dan berpotensi siaga serta waspada di delapan daerah tersebut.

Prakirawan BMKG Stasiun Klimatologi NTB Anggitya Pratiwi dalam keterangan tertulis di Mataram, Rabu (12/6/2024) mengatakan potensi daerah level siaga kekeringan terjadi di Kabupaten Dompu meliputi Kecamatan Kempo, Kilo, Pajo dan Kabupaten Bima meliputi Kecamatan Belo, Donggo, Lambitu Palibelo, Wawo, dan Wera.

Kemudian, Kota Bima meliputi Kecamatan Raba, dan Rasanae Timur, Kabupaten Lombok Barat di Kecamatan Lembar, Lombok Timur di Kecamatan Sambelia, Kabupaten Lombok Utara di Kecamatan Bayan, Sumbawa di Kecamatan Labuhan Badas, Lape, Moyohilir, Sumbawa, dan Unter Iwes, serta Kabupaten Sumbawa Barat di Kecamatan Jereweh.

BACA JUGA  BMKG Prediksi Tidak Ada Anomali Iklim Sepanjang 2025

Hasil monitoring El Nino-Southern Oscillation (ENSO) terakhir menunjukkan indeks ENSO (+0.168) terpantau berada pada kondisi netral. Prediksi indeks ENSO akan beralih menuju La Nina mulai periode Juni-Juli-Agustus (JJA) 2024.

Sedangkan nilai anomali SST di Samudera Hindia menunjukkan nilai IOD Netral (+0.08) dan diprediksi IOD positif akan berlangsung Juni hingga September 2024, dan kembali netral hingga akhir tahun 2024.

“Aliran masa udara wilayah Indonesia bagian Selatan termasuk NTB, sudah didominasi angin timuran,” katanya.

Ia mengatakan update terakhir Madden Julian Oscillation (MJO) terpantau tidak aktif di wilayah Indonesia hingga pertengahan Mei 2024, dan diprediksi tidak aktif hingga akhir dasarian I Juni 2024.

“Aktifnya MJO berkaitan dengan potensi peningkatan awan hujan di beberapa wilayah Indonesia, termasuk wilayah NTB,” katanya.

BACA JUGA  BMKG Deteksi 241 Titik Panas Karhutla di Sumatra

Oleh karena itu, memasuki musim kemarau warga NTB diimbau menggunakan air secara bijak, efektif dan efisien. Masyarakat juga perlu mewaspadai akan terjadinya bencana kebakaran hutan dan lahan, serta kekeringan yang umumnya terjadi pada periode puncak musim kemarau.

“Masyarakat dapat memanfaatkan penampungan air, seperti embung, waduk, atau penampungan air hujan lainnya guna mengantisipasi kekurangan air, khususnya di wilayah-wilayah yang sering terjadi kekeringan,” ujar Anggitya Pratiwi. (Ant/S-01)

Siswantini Suryandari

Related Posts

Daop 6 Yogyakarta Gelar Ramp Check untuk Persiapan Nataru

PT Kereta Api Indonesia ( KAI) Daop 6 Yogjakarta bersama Balai Teknik Perkerataapian (BTP) Kelas I Semarang menggelar ramp check standard pelayanan minimum (SPM), sebagai upaya memastikan keamanan angkutan layanan…

Pertamina Patra Niaga JBT Beri Apresiasi seorang Operator SPBU

PERTAMINA Patra Niaga Regional Jawa Bagian Tengah mengapresiasi seorang operator SPBU, Afrida Azzahra, yang sempat menjadi korban tindak kekerasan oleh konsumen. Afrida bertugas di SPBU 41.502.02 Sultan Agung. Kekerasan terjadi…

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Jangan Lewatkan

Daop 6 Yogyakarta Gelar Ramp Check untuk Persiapan Nataru

  • November 21, 2024
Daop 6 Yogyakarta Gelar Ramp Check untuk Persiapan Nataru

Pertamina Patra Niaga JBT Beri Apresiasi seorang Operator SPBU

  • November 21, 2024
Pertamina Patra Niaga JBT Beri  Apresiasi seorang Operator SPBU

Pemkab Sleman Kukuhan Satgas Pengelolaan Sampah

  • November 21, 2024
Pemkab Sleman Kukuhan Satgas Pengelolaan Sampah

Pemkab Sleman Luncurkan Inovasi Kebudayaan SIWA

  • November 21, 2024
Pemkab Sleman Luncurkan Inovasi Kebudayaan SIWA

Perseroda milik Pemkab Bandung Diadukan ke Pengadilan Niaga

  • November 21, 2024
Perseroda milik Pemkab Bandung Diadukan ke Pengadilan Niaga

Partai Golkar Yakin Paslon Pilkada Diendorse Prabowo Menang

  • November 21, 2024
Partai Golkar Yakin Paslon Pilkada Diendorse Prabowo Menang