
KENDATI kasus Covid-19 masih relatif landai di Tanah Air, Pemerintah Kota Bandung Jawa Barat tidak mau lengah. Ancaman varian baru Covid-19 yang mulai terdeteksi di sejumlah negara, terutama di Asia Tenggara menjadi alarm dini yang langsung direspons cepat. Melalui Dinas Kesehatan (Dinkes), Kota Bandung kini memperkuat seluruh lini kesiapsiagaan demi melindungi warga.
Kepala Dinkes Kota Bandung, Anhar Hadian menyatakan, meskipun belum ada kasus signifikan di Kota Kembang, kewaspadaan harus tetap dikedepankan. Hal ini sejalan dengan instruksi Kementerian Kesehatan yang juga mengimbau seluruh daerah meningkatkan kesiapan menghadapi kemungkinan gelombang baru Covid-19.
“Kami telah meneruskan surat edaran dari Kemenkes ke semua rumah sakit, puskesmas, hingga klinik. Ini bukan berarti kita panik, tapi agar kita semua siap kapan pun diperlukan,” ungkapnya.
Protokol isolasi
Menurut Anhar, bukan tanpa alasan Kota Bandung mengambil langkah cepat, karena momen tenang justru menjadi waktu terbaik untuk memperkuat sistem kesehatan. Semua rumah sakit dan laboratorium kesehatan masyarakat diinstruksikan agar kembali mengaktifkan protokol isolasi dan memastikan kesiapan alat pemeriksaan.
“Kami sudah meminta RSUD maupun laboratorium untuk menyiapkan ruang isolasi. Ini antisipatif. Belum ada perintah membuka ruang isolasi penuh, tetapi kesiapan sejak dini itu mutlak diperlukan,” tuturnya.
Anhar menambahkan, Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) sebagai rumah sakit rujukan utama sejak awal pandemi, tetap dalam kondisi siaga. Dinkes juga mendorong RSUD lain untuk mencapai tingkat kesiapan serupa agar penanganan bisa dilakukan cepat jika diperlukan.
“RSHS secara otomatis siap. Kami juga meminta RSUD lain agar dalam kesiapan yang sama, sehingga Bandung tidak gagap bila situasi berubah,” tuturnya.
Real-time
Anhar mengungkapkan meski pelaporan kasus saat ini tak seintens masa puncak pandemi, Dinkes memastikan sistem surveilans di Kota Bandung tak pernah berhenti. Pemantauan rutin dilakukan di semua fasilitas kesehatan untuk mendeteksi perkembangan kasus secara real-time.
Ia juga kembali mengingatkan masyarakat agar tetap menjaga perilaku hidup bersih dan sehat. Meskipun situasi di Bandung terkendali, virus Covid-19 yang terus bermutasi tetap memerlukan kewaspadaan bersama.
“Kami imbau masyarakat tidak panik. Cukup jaga kebersihan, cuci tangan dengan sabun, gunakan masker bila sedang flu, dan bawa hand sanitizer saat bepergian,” tambahnya.
Varian baru
Lebih lanjut, Anhar menjelaskan sejumlah varian baru seperti LF7 dan NB 1.8 memang mulai terdeteksi di beberapa negara Asia. Namun, Anhar memastikan kondisi di Kota Bandung masih sangat terkendali, bahkan tidak ada peningkatan kematian akibat varian baru di Indonesia.
Bahkan angka kematiannya di Indonesia sejauh ini nol. Kekebalan masyarakat Kota Bandung secara umum sudah cukup terbentuk baik melalui vaksinasi maupun infeksi alami sebelumnya. Meski efektivitas kekebalan terhadap varian baru belum sepenuhnya diketahui, situasi masih aman.
Pemantauan kasus
“Kita belum bisa memastikan respons kekebalan lama terhadap varian baru. Namun, tidak ada lonjakan kasus yang mengkhawatirkan. Jadi masyarakat jangan cemas berlebihan. Hingga kini pun, aktivitas masyarakat masih berjalan normal tanpa pembatasan. Pemerintah pusat juga belum mengeluarkan arahan untuk memberlakukan kembali kebijakan pembatasan sosial atau work from home (WFH),” sambungnya.
Namun, Anhar menegaskan sistem pemantauan di fasilitas kesehatan tetap berjalan. Kewaspadaan harus dijaga agar Kota Bandung tetap siap merespons cepat bila terjadi perubahan situasi. Dan pemantauan kasus tetap dilakukan meskipun intensitasnya tak seketat dulu. Ini yang membuat pihaknya bisa bereaksi cepat jika diperlukan. (Rava/N-01)