
SAAT memasuki hari kedua pencarian korban terseret ombak Pantai Parangtritis, Yogyakarta, Minggu (13/4) tidak berlangsung secara maksimal. Hal itu lantaran terhalang gelombang tinggi di perairan Samudera Hindia tersebut.
Pencarian yang melibatkan tim Basarnas Yogyakarta, Direktorat Polairud Polda DIY, SAR Satlinmas Istimewa Wilayah III Parangtritis itu, dilakukan melalui pemantauan udara dengan menggunakan drone, sisir pantai dan menggunakan jetsky.
“Perahu jukung tidak bisa diterjunkan karena terjadi gelombang tinggi,” kata Humas Basarnas Yogyakarta, Pipiet Eriyanto, Minggu (13/4) sore.
Secara rinci, Pipiet menjelaskan, pelaksanaan operasi penyelamatan dan pencarian hari kedua, tim gabungan dibagi menjadi 3 SRU (Search and Rescue Unit).
Libatkan drone
SRU 1 katanya melaksanakan pencairan menggunakan Prahu Jukung dan Jetsky Polairud DIY dan Satlinas Rescue Istimewa Wilayah III dengan area pencarian 1 NM (Nautical Mile) di sekitar lokasi awal kejadian, SRU 2 melaksanakan pencarian visual darat menggunakan Beach Patrol dan Motor Trail ke arah barat dan timur sejauh 1 km dari lokasi awal kejadian.
“SRU 3 Melaksanakan Pencarian via udara menggunakan drone thermal ke arah timur – barat sejauh 1 kilometer dari lokasi awal kejadian,” katanya.
Sudah diperingati
Kejadian ini berawal dari wisatawan yang berkunjung datang pada Sabtu (12/4) siang. Setelah turun dari bus para wisatawan ini terus berlarian ke perairan. Meski petugas jaga terus memberikan peringatan agar tidak masuk ke perairan, namun peringatan itu diabaikan, hingga kemudian terjadi dua orang terseret ombak.
“Satu korban atas nama Rendy Ardyansah, 17 tahun, warga Penangguhan, Banjarnegara berhasil diselamatkan,” katanya.
Namun seorang lainnya, Pujo, 35 tahun, wargaKalibening, Banjarnegara terseret arus hingga ke tengah.
Pencarian jelasnya akan dilanjutkan pemantauan Operasi SAR Gabungan dan Senin (14/4) akan kembali menerjunkan personel untuk melakukan pencarian baik melalui darat, pemantauan drone dan jika memungkinkan akan melalui perairan pula. (AGT/N-01)