
AKIBAT tingginya biaya pengangkutan sampah, warga Kecamatan Pangururan harus memutar otak untuk mengelola limbah rumah tangga dan usaha mereka. Salah satu cara yang dilakukan adalah membakar sampah kering secara rutin.
Dengan metode itu volume sampah yang harus diangkut menjadi lebih sedikit, sehingga biaya pengangkutan dapat ditekan. Saat ini, biaya pengangkutan sampah di wilayah tersebut mencapai Rp300 ribu per truk.
Berdasarkan pantauan Mimbar Nusantara pada Jumat (17/1) hingga Sabtu (18/1), aktivitas pembakaran sampah kerap dilakukan pada waktu subuh. Langkah ini diambil untuk menghindari gangguan asap pada wisatawan yang berkunjung ke tempat usaha mereka.
Untuk sampah basah, warga mengumpulkannya dalam karung hingga mencapai jumlah yang cukup untuk satu truk. Setelah itu, mereka menghubungi untuk pengangkutan, dengan biaya yang harus ditanggung sendiri.
Sayangnya, fasilitas penunjang seperti tong sampah masih minim, sehingga warga harus berinisiatif menyediakan karung sebagai tempat sampah sementara.
Ketika dikonfirmasi, Kepala Dinas Lingkungan Hidup yang dihubungi sejak Jumat (17/1) belum memberikan respons yang memadai. Ia hanya meminta wartawan untuk datang berdiskusi di ruang kerjanya tanpa menentukan waktu. (One/N-01)