WAHANA Lingkungan Hidup (Walhi) Jawa Tengah prihatin dengan keberadaan limbah padat Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) Putri Cempo Solo.
Warga di permukiman Kampung Jatirejo yang bersebelahan dengan kawasan proyek strategis nasional PLTSa Putri Cempo menghirup debu limbah dan menimbulkan penyakit.
Warga Kampung Jatirejo mengalami gangguan kesehatan hampir setahun pasca pembangkit beroperasi sejak Oktober tahun lalu.
Mereka yang terpapar limbah dan penyakit ramai ramai mendatangi Balaikota, Rabu (16/10). Sebelumnya mereka protes di kelurahan namun tidak direspons dengan baik.
Mereka mendesak ada langkah perbaikan dan solusi untuk mengatasi limbah padat berbahaya bagi kesehatan warga Jatirejo.
Belasan warga yang menderita sakit bengek, kulit dan gangguan pernapasan mendatangi Puskesmas Sibela, Mojosongo.
Mereka minta pengobatan dan mendapatkan perawatan yang seksama dari Dinasa Kesehatan (Dinkea) Kota Solo.
“Tetapi permasalahannya bukan sekadar warga mendapatkan pengobatan dari dinkes setempat. Kami melihat perlu kajian cepat,” kata Kadiv Internal Walhi Jateng, Nur Cholis kepada Mimbar Nusantara, Rabu sore (16/10).
“Kalau perlu melibatkan pihak ketiga, agar PSN untuk energi baru terbarukan dan ramah lingkungan itu, bukan sekadar slogan semata,” Nur Cholis.
Pengamatan Walhi Jateng, loperasional PLTSa Putri Cempo tidak seramah lingkungan dari yang diklaim.
Sebab telah memunculkan berbagai dampak buruk yang timbul, menandakan perlunya pengkajian ulang dari pembangkit tersebut.
Sejak awal Walhi mencermati pembakaran sampah mengeluarkan emisi karbon yang toksik. Hal ini membuat warga sekitarnya sesak napas dalam jangka pendek.
Dan dikhawatirkan jangka panjangnya,bisa memicu kanker.
Solusi pencemaran limbah PLTSa Putri Cempo
Pemerintah Kota Solo berupaya mengambil langkah cepat usai didatangi warga Jatirejo,yang menyerahkan surat protes sekaligus minta solusi pada Selasa (15/10).
Asisten Perekonomian dan Pembangunan Pemkot, Gatot Sutanto sudah memerintahkan dinkes melakukan pemeriksaan kesehatan warga.
Dinas Lingkungan Kota juga cepat bergerak melakukan kajian limbah padat yang menggangu kesehatan warga Jatirejo.
Mereka melakukan langkah koordinatif dengan pihak produsen listrik PLTSa Putri Cempo.
Direktur Utama PT Solo Citra Metro Plasma Power (SCMPP) produsen PLTSa Putri Cempo, Erlan Syuherlan tidak merespons ketika dimintai konfirmasi masalah warga Jatirejo.
Bahkan pertanyaan melalui pesan tertulis juga tidak dibalas.
LSM Gita Pertiwi yang bergerak di sektor lingkungan juga sangat menyayangkan kasus limbah padat PLTSa Putri Cempo yang menyebarkan polusi dan penyakit.
Direktur Gita Pertiwi, Titik Eka Sasanti mendesak Pemkot Solo terbuka soal Amdal dan perlu melibatkan banyak pihak dalam penanganan kesehatan akibat operasional PLTSa.
“Harus terbuka soal Amdal, untuk memastikan operasional PLTSa sesuai Amdal,” kata aktivis lingkungan itu.
Selain itu pentingnya meningkatkan pelibatan banyak pihak guna menuntaskan kasus tersebut dengan baik.
“Komunitas Putri Cempo yang terdampak langsung juga harus dilibatkan,” pungkasnya. (WID/S-01)