HONG KONG Productivity Council (HKPC) dan Federation of Hong Kong Industries (FHKI) siap perkuat kerjasama ekonomi di Jawa Tengah.
Sebanyak 25 orang delegasi pengurus asosiasi industri kamar dagang dari Hong Kong itu diterima oleh Setda Jawa Tengah, Sumarno di Kantor Setda Provinsi Jateng, Rabu, (9/10).
Merela membahas banyak hal di antaranya tentang penguatan kerja sama yang telah terjalin dan potensi investasi lainnya.
“Saya senang mendengarkan perkembangan yang ada di Jateng. Selain itu, Jawa Tengah mempunyai kekuatan bagus dan bisa kita kolaborasikan bersama,” kata Wakil Ketua FHKI, Jackie Ng usai pertemuan.
Tujuan kunjungan Delegasi Hong Kong ke Pemprov Jateng untuk mempelajari berbagai kemungkinan kerja sama di berbagai wilayah di Indonesia, termasuk Provinsi Jateng.
Pihaknya juga ingin menghubungkan anggota FHKI yang sudah berinvestasi di Indonesia dengan pemerintah daerah setempat.
Serta organisasi lokal sehingga semakin memperkuat hubungan kerja sama dan perkembangan usaha.
“Kami yakin bahwa perusahaan kami akan berinvestasi di Indonesia dengan membawa teknologi terbaru, seperti di perusahaan tekstil,” jelasnya.
Sekda Jateng Sumarno menyambut baik kunjungan itu. Hingga semenster pertama 2024, Hongkong menduduki posisi penanam modal asing keempat terbesar di Jateng dengan total nilai investasi mencapai Rp14,9 triliun.
“Pemprov Jateng juga sangat berkomitmen untuk memfasilitasi semua investor agar bisa masuk di Jateng,” kata dia.
Sumarno mengatakan Jawa Tengah punya iklim investasi yang bagus serta sumber daya manusia yang memadai.
Keunggulan investasi di provinsi ini di antaranya posisi secara geografis Jateng berada di tengah Pulau Jawa.
Kondusivitas wilayah terjaga dengan baik, pengembangan beberapa pelabuhan di kawasan industri, serta upah pekerja sangat kompetitif dibanding provinsi sekitarnya.
Ia pun mengapresiasi pengusaha Hongkong yang telah berinvestasi di Jateng. Mereka lebih banyak di industri tekstil, garmen, dan berbahan dasar kulit seperti tas dan sebagainya.
Jawa Tengah juga masih membutuhkan adanya adanya industri padat karya untuk membuka lapangan pekerjaan dan mengurangi pengangguran. (Htm/S-01).