KAPOLRES Simalungun, AKBP Choky Sentosa Meliala mengingatkan seluruh jajarannya bahwa tidak ada toleransi bagi anggota yang terlibat dalam narkotika.
“Harus saya tegaskan, tidak ada satupun dari kita yang terlibat atau mendukung jaringan narkotika. Kita harus bersih dan menjadi contoh yang baik, tidak boleh ada duri dalam daging di institusi kita,” tegas AKBP Choky saat menyampaikan arahan kepada Personel Satuan Reserse Narkoba (Sat Resnarkoba) Polres Simalungun di Kantor Sat Resnarkoba Polres Simalungun, Selasa (23/4).
AKBP Choky menegaskan pentingnya penerapan aturan dan mekanisme yang telah ada dalam setiap aktivitas penanggulangan narkotika oleh personel Sat Resnarkoba Polres Simalungun.
“Semua personel harus mengikuti prosedur yang sudah ditetapkan, bertindak sesuai aturan, tidak ada tindakan yang dilakukan sembarangan atau tanpa dasar hukum yang jelas,” tegasnya.
Selain itu dia menekankan pentingnya peningkatan kualitas dan kuantitas penangkapan terhadap pelaku penyalahgunaan narkotika.
“Tidak hanya meningkatkan jumlah tangkapan, namun juga kualitas dari operasi harus kita tingkatkan. Target operasi harus jelas dan strategis, sehingga hasil yang dicapai bisa maksimal, untuk bersih dari narkoba” imbuhnya.
Sementara itu, untuk memastikan seluruh anggotanya bebas dari penggunaan narkoba lanjut AKBP Choky akan melakukan pengecekan urin secara mendadak.
“Ingat, rekan-rekan semua digaji oleh Polri untuk melayani masyarakat, jangan sampai ada yang mencoreng nama baik institusi kita. Kita akan lakukan pengecekan urin mendadak sebagai bentuk pencegahan dan pengawasan,” tegasnya.
Sebagai langkah konkret dalam implementasi pengawasan ini, pelaksanaan pengecekan dan aktivitas penyuluhan akan terus diintensifkan.
“Ini merupakan bagian dari waskat, atau pengawasan melekat yang saya lakukan sebagai pimpinan untuk memastikan semua berjalan sesuai harapan kita bersama,” tegasnya kembali.
Personel Sat Resnarkoba dapat lebih efektif dalam menjalankan tugasnya dan menyelaraskan langkah-langkah strategis dalam memerangi narkotika di wilayah Simalungun. Pentingnya sinergi internal serta kerjasama antar lembaga untuk mencapai target pemberantasan narkotika.
“Keberhasilan kita dalam memerangi narkotika tidak hanya diukur dari banyaknya kasus yang diselesaikan tetapi juga seberapa efektif kita dalam mencegah narkotika menyebar ke masyarakat,” tandasnya. (Ais/L-01)