TIM SAR Kota Padang terus memperbarui jumlah korban longsor di tambang emas rakyat di Kecamatan Hiliran Gumanti, Kabupaten Solok, Sumatra Barat, Sabtu (28/9).
Bila sebelumnya BPBD Kabupaten Solok melaporkan 15 orang meninggal dan 25 orang masih dicari.
Kini Kantor Pencarian dan Pertolongan Kelas A Padang memperbarui data korban tambang emas yang longsor.
Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Kelas A Padang, Abduk Malik menjelaskan korban longsor menjadi 25 orang.
Rinciannya 12 orang meninggal dunia, 11 orang selamat. Dan dua orang masih dalam proses evakuasi.
“Kami masih terus melakukan pencarian,” kata Abdul Malik dalam keterangannya, Sabtu (28/9).
Personel yang dikerahkan ditambah 20 orang dari TNI AL dan anggota SAR Padang.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengungkapkan lokasi tambang emas yang longsor merupakan areal tambang ilegal.
Pertambangan rakyat yang dikelola secara ilegal. Padahal kawasan itu merupakan kawasan yang rawan bencana.
Badan Geologi, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi melaporkan berdasarkan peta prakiraan terjadi gerakan tanah di Kabupaten Solok, kawasan itu dalam potensi terjadi gerakan tanah menengah.
Zona ini berarti ada potensi terjadi aliran bahan rombakan. Dan gerakan tanah/longsorann terutama di daerah berbatasan dengan lembah sungai, gawir, tebing jalan.
Gerakan tanah lama dapat aktif kembali akibat curah hujan yang tinggi dan erosi kuat. (*/S-01)