KEPALA Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto mengatakan pemulihan pasca gempa di Kabupaten Garut bisa lebih cepat.
Sebab dampak gempa di Kabupaten Garut, Provinsi Jawa Barat tidak sebesar di Kabupaten Bandung.
“Bisa lebih cepat dengan ketersediaan data yang akurat dan tervalidasi,” ujar Suharyanto saat kunjungan kerja ke Kecamatan Pasirwangi, Kabupaten Garut beberapa waktu lalu.
Kecamatan Pasirwangi merupakan kecamatan terdampak besar gempa yang terjadi 18 September lalu.
Data rumah rusak harus tervalidasi by name, by address atau teridentifikasi nama dan alamatnya.
“Ini menjadi dasar kepada pemerintah daerah untuk proses rehabilitasi dan rekonstruksi,” lanjutnya.
Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD Garut, Aah Anwar Saefuloh merespons dengan segera melakukan verifikasi dan validasi.
“Kita sedang melaksanakan pendataan verifikasi dan validasi data kita punya 1.237 (rumah berdasarkan) data awal, “ kata Aah dalam keterangan, Rabu (25/9).
Sedangkan untuk verifikasi dan validasi dimulai 21 September lalu. “Dari hasil veriikasi itu akan kita usulkan kepada BNPB untuk diberikan bantuan stimulan,” lanjut Aah.
BPBD Garut telah membangun dapur umum dan tempat pengungsian. Namun warga lebih memilih mengungsi secara mandiri ke rumah keluarga daripada ke posko pengungsian. “Tapi kebutuhan dasarnya kita support,” ucapnya.
BPBD juga masih menghitung total kerugian akibat bencana tersebut. Aah mengimbau masyarakat terdampak untuk bersabar, sambil menunggu proses verifikasi dan validasi.
Dia menegaskan bahwa BPBD akan terus mendukung kebutuhan dasar penyelenggara selama proses ini berlangsung.
“Insya Allah, selama menunggu, kebutuhan dasar akan kami penuhi. Jika ada hal mendesak, silakan hubungi pos kami di Desa Barusari atau di Kantor Kecamatan Pasirwangi,” tegas Aah.
Dampak Gempa Bumi di Kabupaten Garut
Gempa bumi berkekuatan Magnitudo 4,9 ini berdampak pada 6 kecamatan dan 23 desa di Kabupaten Garut.
Total ada 1.237 rumah terdampak dengan rincian Kecamatan Pasirwangi 1.136 rumah, Kecamatan Cisurupan 11 rumah, dan Kecamatan Cibiuk 1 rumah.
Kemudian Kecamatan Samarang 77 rumah, Kecamatan Sukareemi 11 rumah dan Kecamatan Tarogong Kaler 1 rumah.
BNPB menyiapkan skema bantuan dana tunggu hunian (DTH) kepada keluarga. Sehingga mereka tidak terlalu lama di pengungsian atau pun menumpang di kerabatnya.
DTH yang akan diberikan sebesar Rp500 ribu per keluarga selama 6 bulan.
Ini dapat dimanfaatkan para keluarga terdampak untuk menyewa rumah atau meringankan beban kerabat yang rumahnya ditumpangi sementara. (*/S-01)