BULOG Surakarta mengoptimalkan penyerapan beras komersial, seiring masih tingginya harga beras PSO.
Sepanjang bulan perayaan Kemerdekaan ke-79 RI ini, harga gabah masih bertahan di kisaran Rp7.200 per kg.
“Kita belum memungkinkan serap beras PSO untuk cadangan beras pemerintah. Sebab harga gabah masih tinggi Rp7.200. Kita optimalkan beras komersial,” kata Kepala Bulog Surakarta, Andy Nugroho kepada Mimbar Nusantara, Senin (19/8) di Solo.
Saat ini Bulog Surakarta memiliki sekitar 4 ribu ton setara beras komersial dari total 20 ribu stok beras yang ada di 9 gudang di Solo Raya.
Dengan keberadaan stok lokal dan importasi itu, Bulog Surakarta mampu melaksanakan penugasan intervensi pasar.
Melalui program SPHP, Gerakan Pasar Murah ( GPM ) dan menyalurkan bantuan pangan beras CBP di Solo Raya yang sudah memasuki tahap III.
Bulog Siaga Merdeka
Dalam rangka perayaan Kemerdekaan ke-79 RI, Bulog terlibat dalam program Bulog Siaga Merdeka.
Program yang menjadi bagian gerakan pangan murah yang digelar Kabupaten Sragen.
Komoditi yang dijual secara langsung kepada masyarakat dalam gelaran Bulog Siaga Merdeka berbentuk paket seharga Rp86.000.
Adapun isi paket beras SPHP kemasan 5 kg, gula Manis Kita 1 kg, Minyak Kita kemasan 1 liter
Bulog Surakarta menjadi bagian dari 79 lokasi untuk kegiatan Bulog Siaga Merdeka, dengan pengambilan lokasi di Sentra Penggilingan Padi Masaran.
“Jadi melalui program Bulog Siaga Merdeka ini, masyarakat tidak perlu khawatir terhadap ketersediaan pangan,” pesan Andy.
Sebab kegiatan serupa akan terus dilakukan baik melalui Rumah Pangan Kita (RPK), Pasar tradisional, ritel modern dan gerakan pangan murah di seluruh wilayah Indonesia.
Bulog setempat dalam rangkaian perayaan kemerdekaan juga menggelar program Bulog Hijau,berupa aksi penanaman pohon buah, di kawasan Sentra Penggilingan Padi (SPP) Sragen. (WID/S-01)