
Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) melalui tim dari Fakultas MIPA menggelar pelatihan pemanfaatan biji jarak pagar (Jatropha curcas L) sebagai bahan bakar alternatif berbasis biodiesel.
Kegiatan ini menyasar warga Desa Wirokerten, Banguntapan, Bantul, dalam upaya mendukung transisi energi bersih sekaligus meningkatkan ekonomi lokal.
Tanaman jarak pagar yang tumbuh subur di daerah tropis dikenal memiliki ketahanan tinggi terhadap kekeringan dan mudah dikembangkan dengan cara stek. Selain kerap digunakan dalam pengobatan tradisional, tanaman ini juga berpotensi besar sebagai sumber energi terbarukan.
Guru Besar Pendidikan Kimia UNY, Prof. Isana Supiah Yosephine Louise, memimpin langsung pelatihan ini. Ia menekankan pentingnya pengembangan energi alternatif berbasis potensi desa.
“Ini bukan sekadar pelatihan, tetapi langkah nyata untuk mendukung transisi energi bersih dan peningkatan ekonomi lokal,” ujar Prof. Isana, Rabu (9/7).
Dalam pelatihan tersebut, warga dibekali pengetahuan mulai dari pembudidayaan tanaman jarak pagar hingga teknik pengolahan biji menjadi biodiesel menggunakan metode hidrolik dan soxhlet.
Tak hanya aspek teknis, peserta juga mendapatkan pelatihan kewirausahaan meliputi pengemasan, penyimpanan, dan strategi pemasaran.
Biji jarak untuk biodiesel
Prof. Isana menjelaskan, biodiesel yang dihasilkan dari biji jarak menjadi bahan bakar ramah lingkungan yang mampu mengurangi emisi gas rumah kaca dan ketergantungan terhadap bahan bakar fosil.
“Biodiesel ini sangat menjanjikan sebagai bahan bakar alternatif, terutama untuk kendaraan bermotor diesel atau mesin pembakaran dalam,” tambahnya.
Ketua Desa Wisata Wirokerten, Reva Bimo Nugroho, menyambut baik kegiatan tersebut. Ia menilai pelatihan tidak hanya meningkatkan keterampilan warga, tapi juga membuka peluang ekonomi baru.
“Kami berharap kegiatan serupa terus berlanjut, termasuk pelatihan produksi biodiesel skala industri dan pengolahan hasil pertanian atau perikanan menjadi produk olahan seperti abon, nugget, atau bakso yang bisa dikemas sebagai frozen food,” ujarnya.
Program ini menjadi bagian dari komitmen UNY dalam mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya di bidang energi bersih dan terjangkau, pemberdayaan masyarakat, serta pengurangan kemiskinan.
Melalui pendekatan Diktisaintek Berdampak, UNY berupaya membangun kolaborasi nyata antara kampus dan komunitas lokal. (AGT/S-01)







