Brain Rot Bisa Dicegah dan ‘Diobati’

BRAIN rot secara informal sering digunakan di dunia maya untuk menggambarkan keadaan seseorang terobsesi secara berlebihan pada sesuatu hingga terus-menerus memikirkannya.

Bahkan mengganggu fokus atau kegiatan lainnya. Biasanya ini terkait dengan hiburan seperti drama, film, musik, game, buku, atau bahkan karakter tertentu.

Seseorang yang menonton drama atau mendengarkan musik dari pemain idola menyebabkan orang tersebut  tidak bisa berhenti memikirkan alur cerita, karakter, atau lagu-lagu tertentu.

Bisa juga digunakan untuk menggambarkan efek dari konsumsi konten secara terus-menerus hingga merasa “overload” atau merasa “tumpul” secara mental.

Dalam beberapa situasi, brain rot menggambarkan bagaimana seseorang kehilangan kontrol atas pikirannya terhadap hal-hal yang konyol atau tidak penting.

Cara “Mengobati” Brain Rot:

  1. Batasi Konsumsi Konten:
    • Jika Anda merasa terlalu tenggelam dalam sesuatu (seperti binge-watching, main game berlebihan, atau scrolling media sosial), coba atur batas waktu harian untuk aktivitas tersebut. Gunakan timer atau jadwal agar tidak keterusan.
  1. Alihkan Perhatian ke Aktivitas Lain:
    • Temukan kegiatan baru untuk mengalihkan fokus, seperti olahraga, membaca buku, memasak, atau bahkan mencoba hobi baru. Aktivitas ini membantu otak mendapatkan stimulus yang lebih seimbang.
  1. Istirahat Digital (Digital Detox):
    • Jika penyebabnya adalah media sosial atau hiburan digital, cobalah untuk mengambil jeda dari gawai. Luangkan waktu untuk berada di dunia nyata tanpa gangguan teknologi.
  1. Bersosialisasi:
    • Habiskan waktu bersama teman atau keluarga. Percakapan langsung bisa membantu Anda keluar dari pola pikir obsesif atau isolasi yang mungkin disebabkan oleh “brain rot.”
  1. Refleksi dan Kontrol Diri:
    • Tanyakan pada diri sendiri, “Kenapa saya terlalu terobsesi dengan ini? Apakah itu memberi dampak positif, atau justru menghambat saya?” Menyadari pola pikir Anda adalah langkah awal untuk mengatasi masalah ini.
  1. Istirahat yang Cukup:
    • Kadang-kadang, otak “overload” karena kurang istirahat. Tidur cukup dapat membantu pikiran Anda kembali jernih.
  1. Minta Dukungan:
    • Jika “brain rot” mulai mengganggu kesehatan mental atau kehidupan sehari-hari Anda, jangan ragu untuk berbicara dengan teman, keluarga, atau bahkan profesional seperti psikolog. (*/S-01)

Siswantini Suryandari

Related Posts

KAI Wisata Siapkan Delapan Fasilitas untuk Pelanggan

KAI Wisata telah menyiapkan delapan jenis fasilitas yang dapat dimanfaatkan oleh para pelanggan selama masa angkutan lebaran 2025. Direktur Utama KAI Wisata Hendy Helmy menjelaskan delapan fasilitas itu antara lain…

Panel Ahli Keluarkan Pedoman Mitigasi Bila Gunung Fuji Erupsi

SEBUAH panel ahli di Jepang mengeluarkan pedoman bagi penduduk di wilayah Tokyo Raya pada Jumat (21/3) jika Gunung Fuji erupsi. Panel tersebut  menyarankan mereka untuk tetap berada di dalam rumah…

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Jangan Lewatkan

KAI Wisata Siapkan Delapan Fasilitas untuk Pelanggan

  • March 25, 2025
KAI Wisata Siapkan Delapan Fasilitas untuk Pelanggan

Panel Ahli Keluarkan Pedoman Mitigasi Bila Gunung Fuji Erupsi

  • March 25, 2025
Panel Ahli Keluarkan Pedoman Mitigasi Bila Gunung Fuji Erupsi

Skuad Garuda Siap Bangkit Lawan Bahrain di SUGBK

  • March 24, 2025
Skuad Garuda Siap Bangkit Lawan Bahrain di SUGBK

Polisi Amankan 2 Truk yang Beli Solar Subsidi secara Ilegal

  • March 24, 2025
Polisi Amankan 2 Truk yang Beli Solar Subsidi secara Ilegal

Gubernur Jateng Cek Kepastian Perusahan Beri THR

  • March 24, 2025
Gubernur Jateng Cek Kepastian Perusahan Beri THR

Korupsi Dinilai Sudah jadi Tradisi di Indonesia

  • March 24, 2025
Korupsi Dinilai Sudah jadi Tradisi di Indonesia