PENYELIDIKAN kecelakaan pesawat Jeju Air telah dimulai. Dewan Keselamatan Transportasi Nasional atau The National Transportation Safety Board (NTSB) Amerika Serikat memimpin tim penyelidikan.
Tim ini membantu otoritas penerbangan Korea Selatan dalam menyelidiki kecelakaan Jeju Air, demikian pernyataan dari lembaga tersebut.
Pabrikan pesawat Amerika, Boeing, dan Administrasi Penerbangan Federal (FAA) juga turut berpartisipasi dalam investigasi ini, demikian pernyataan NTSB, Minggu (29/12) waktu setempat.
Penyelidikan untuk menentukan apakah tabrakan dengan burung (bird strike) menyebabkan kerusakan pada Boeing 737-800 dan memicu kecelakaan Jeju Air di Bandara Internasional Muan.
Kementerian Kesehatan Korea Selatan telah mengirim direktur pemakaman untuk membantu keluarga korban. Mereka akan membuka layanan konseling bagi anggota keluarga korban.
Pemerintah juga menyediakan akomodasi sementara bagi keluarga korban di Universitas Nasional Mokpo.
Penyelidikan kecelakaan hingga cari data korban
Pada bagian lain seorang pria melaporkan lima anggota keluarganya ada di pesawat Jeju Air yang terbakar itu.
Seperti dilaporkan oleh media Yonhap, pria berusia 60 tahun melaporkan anak perempuannya bersama suami, adik ipar dan anak-anak masih kecil ada di dalam pesawat tersebut.
Pria tersebut masih mencari kabar lima anggota keluarganya merupakan tiga generasi di keluarga pria tersebut.
Di tengah duka cita mendalam, Jeju Air telah menyampaikan permintaan maaf atas kecelakaan pesawat yang terjadi di Bandara Internasional Muan, Minggu (29/12).
Presiden Jeju Air, Kim E-bae, dalam konferensi pers yang disiarkan televisi, membungkuk sebagai tanda permintaan maaf kepada keluarga korban.
Ia menyatakan bertanggung jawab penuh atas kecelakaan tersebut. Logo Jeju Air pun kemudian diganti dengan latar belakang warna hitam sebagai bentuk duka cita mendalam. (*/S-01)