PEMERINTAH Kota Bandung Jawa Barat melalui Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Bandung, menerima alokasi bantuan sebanyak 10 unit pompa air dari Kementerian Pertanian.
Bantuan itu untuk pemenuhan aliran air pertanian saat menghadapi musim kemarau.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Bandung, Gin Gin Ginanjar mengatakan, bantuan pompa air tersebut untuk memperluas areal tanam padi di musim kemarau seperti saat ini. Bantuan pompa air ini diberi nama yaitu pompanisasi.
“Pada program pompanisasi dari Kementan secara nasional ada sekitar 30.650 unit pompa air dan Provinsi Jabar sendiri dapat bantuan sekitar 2.500 unit pompa air,” jelasnya.
Untuk Kota Bandung sendiri kata Gin Gin, sesuai potensi kapasitas termasuk persyaratan yang ada, mendapatkan 10 unit pompa.
Peningkatan produksi
Dengan tujuan untuk menarik air atau menyedot air, dari permukaan air sungai, guna mempercepat pengairan dan akhirnya perluasan area tanam tentunya untuk peningkatan produksi.
“Bantuan pompa air ini nantinya akan diberikan kepada kelompok tani yang telah dibina DKPP Kota Bandung. Adapun terkait sasarannya yakni wilayah Timur Kota Bandung, seperti kawasan Kecamatan Cibiru, Kecamatan Gedebage dan Kecamatan Rancasari,” terangnya.
Menurut Gin Gin, sebelum mendapatkan bantuan, pihaknya melakukan survei terlebih dahulu, untuk memastikan lokasi yang memenuhi persyaratan dengan didampingi dinas-dinas teknis.
Lalu ditemukanlah ada sekitar 10 lokasi. Dan kini pompa air tersebut sudah disebarkan ke wilayah yang disebutkan di atas.
“Untuk diketahui, Kota Bandung masih memiliki area persawahan seluas 702 hektar atau sekitar 4,2 persen. Termasuk di dalamnya, masuk dalamkategori sawah abadi (milik pemkot) yang berlokasi di kawasan Bandung Timur,” tuturnya.
Disesuaikan dengan Bandung
Untuk kapasitas mesin pompa yang diterima, lanjut Gin Gin juga disesuaikan dan khusus untuk Kota Bandung, mendapatkan mesin pompa air itu ukurannya 3 inc. Dengan perhitungan dalam 24 jam, bisa mengairi sekitar 1 hektar lahan sawah dan juga, tentunya disesuaikan dengankondisi lahan luasnya serta sumber air.
Karena di saat musim kemarau seperti ini, justru ada kendala lain. Yakni sumber air atau air sungai, air permukaan semakin menurun, tentu agak menyulitkan untuk menarik air dari sungai.
Ia berharap langkah tersebut menjadi salah satu upaya dalamnmenjaga dan mengoptimalkan produksi beras. Di tengah minimnya pasokan air akibat kemarau yang memberikan dampak signifikan bagi pertanian.
“Kami sudah survei petani yang tadinya tidak mendapatkan air di musim seperti ini, namun dengan adanya bantuan pompa air, ternyata bisanmeningkatkan luasan tranfusi luas tanam. Dengan demikian nantinya diharapkan produksi akan meningkat dan bertambah,” sambungnya. (Rava/N-01)