STASIUN Klimatologi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY ) memprediksi puncak musim kemarau 2024 terjadi pada bulan Juli-Agustus.
Kepala Stasiun Klimatologi DIY, Reni Kraningtyas menjelaskan sifat hujan selama musim kemarau di DIY diprediksi seluruhnya di atas normal. “Diprediksi dalam periode Juli-September 2024 intensitas Monsun Australia semakin menguat,” kata Reni dalam keterangannya, Jumat (21/6).
Analisis Indeks El Nino Southern Oscillation (ENSO), imbuhnya, berada dalam kategori netral. Sehingga diprediksi Juli-September 2024 menunjukkan kondisi La Nina lemah.
Dalam tiga bulan ke depan, tambahnya, curah hujan di wilayah DIY diprediksi Juli pada kisaran 0- 50 milimeter (kriteria rendah) denga sifat hujan seluruhnya Bawah Normal, curah hujan bulan Agustus diprediksi pada kisaran 0-20 milimeter (kriteria rendah) dengan sifat hujan bervariasi Bawah Normal-Atas Normal.
“Curah hujan bulan September 2024 diprediksi berkisar 0-100 milimeter (kriteria rendah) dengan sifat hujan bervariasi umumnya Bawah Normal- Atas Normal (AN),” kata Reni.
Reni mengimbau pemerintah daerah, institusi terkait dan seluruh masyarakat untuk lebih siap dan antisipatif terhadap kemungkinan dampak puncak musim kemarau terutama di wilayah yang rentan terhadap bencana kekeringan meteorologis, kebakaran hutan dan lahan serta berkurangnya ketersediaan air bersih. (AGT/S-01)