PERAYAAN malam Tahun Baru Imlek 2577 Kongzili 2025 di halaman Balaikota Solo hingga kawasan Pasar Gede, cuku meriah.
Ribuan orang dan pelancong ikut terlibat dalam merayakan Tahun Baru Imlek, Selasa (28/1) malam.
Sejak rembang petang, ribuan warga secara bergelombang sudah berdatangan memadati kawasan heritage Solo yang penuh dengan hiasan 5000 lampion beraneka warna.
Mereka bersendau gurau dan berswafoto penuh senyum serta tawa, di tengah lalu lintas yang masih padat.
Suasana benar benar meriah, dan membuncah. Tidak ada jarak di antara banyak suku dan agama yang berkumpul dan bergerombol di kawasan cagar budaya itu.
Sebuah penampakan atau momen yang melahirkan banyak cerita. Hal ini sangat selaras dengan tajuk perayaan, bernarasi: Imlek dalam Kebhinnekaan Kota Solo.
Ketua P anitia Bersama Imlek 2025 Kota Solo, Sumartono Hadinoto bersama Wali Kota Teguh Prakosa berkumpul di tengah puluhan ribu warga menjelang detik detik pesta kembang api.
“Ya rasanya senang banget, bahwa perayaan Imlek tahun ini disambut penuh suka cita oleh puluhan ribu warga dan pelancong. Ini bukti bahwa kebersamaan menciptakan keharmonian,” kata Sumartono Hadinoto.
Imlek, lanjut aktivis kemanusiaan itu, bukan monopoli perayaaan bagi warga Tionghoa saja.
Namun sudah menjadi milik bersama. Siapa pun boleh menikmati, ikut menyambut dan merayakan. Sebuah akulturasi kebudayaan yang menebar toleransi.
Perayaan malam tahun baru Imlek simbol toleransi
Wali Kota Solo Teguh Prakosa berharap momen perayaan Imlek, memberikan bukti bahwa Kota Solo semakin dewasa dalam mengembangkan sikap toleransi dan kebhinnekaan.
Keseruan Imlek 2025 di Kota Solo tidak hanya terjadi kala malam perayaan pergantian tahun baru pada Selasa malam.
Sejak sepekan terakhir ini, untuk menyambut tahun Ular Kayu, panitia bersama menyuguhkan tradisi Grebeg Sudiro, yang menjadi simbol perwujudan rasa syukur pergantian tahun baru Cina ini.
Berupa iring iringan jodang penuh kue kranjang dan hasil bumi.
Ribuan kue kranjang itu, pada 19 Januari lalu diperebutkan di depan Pasar Gede, setelah diarak dari Kampung Sudiroprajan.
Tarian barongsai, reog dan sejumlah kesenian kontemporer, ikut mewarnai prosesi arak arakan Grebeg Sudiro.
Doa-doa berbalut dupa wangi di sejumlah kelenteng yang ada di Solo, menjadi momen sakral perayaan Imlek 2025. Berbagi angpao juga menjadi warna khas di setiap perayaan pergantian tahun baru China ini.
Menurut Sumartono, perayaan Imlek 2025 ini akan ditutup dengan kegiatan Cap Gomeh, yang akan dilakukan pada hari ke-15 atau saat bulan purnama pertama.
Perayaan Imlek ditanggapi positif oleh warga Solo keturunan Tionghoa, Hartanto. Menurutnya Imlek sebagai ungkapan rasa syukur dan simbol harapan, kemakmuran dan keberuntungan. (WID/S-01)