LEBARAN memang menjadi momen yang paling dinanti umat Muslim di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Berbagai tradisi terkait lebaran pun banyak dijumpai di daerah.
Dari mulai ziarah kubur, mudik lebaran, masak ketupat, hingga membagi-bagikan uang kepada anak-anak atau di Brebes, Jawa Tengah dikenal dengan istilah pecingan.
Pecingan inilah momen yang paling ditunggu anak-anak saat lebaran, selain mengenakan baju baru dan makan kue. Pecingan biasanya dari orang tua, saudara den kerabat.
Pemberian pecingan atau angpao kepada anak-anak oleh orang tua biasanya diberikan sebagai hadiah setelah si anak berpuasa selama satu bulan penuh.
Seorang anak penerima pecingan, Keysha, 11, warga Kelurahan Pasarbatang, Kecamatan Brebes mengaku, saat yang paling dia nanti yakni berkunjung ke rumah neneknya saat lebaran. Sebab saat itu hampir semua kerabatnya kumpul dan membagikan uang.
Keysha mengaku mendapat pecingan hingga Rp1, 2 juta pada hari pertama lebaran. Uang pecingan itu kata dia akan digunakan untuk membeli tas, boneka dan selebihnya ditabung.
“Saya dapat selain dari orang tua, juga dapat pecingan dari nenek, bude, dan tante. Alhamdulillah bisa buat beli tas, boneka dan ditabung di sekolah,” ucap Keysha, Rabu (10/4).
Senada, Akif, 8, bertutur dapat uang pecingan sebanyak Rp800 ribu. Uang itu akan dibelikan gim online dan jajan, baru sisanya dititipkan ke orang tuanya.
“Mau tak belikan top up, jajan dan sisanya nantinya buat dititipin sama ibu,” tutur Akif.
Orang tua pemberi pecingan, Ibnu Hakim, 55, menyampaikan jika pemberian pecingan kepada anak-anak sebagai bentuk kemenangan di hari lebaran karena anak-anak telah menjalankan ibadah puasa selama sebulan penuh.
“Tradisi pecingan sendiri sebenarnya sudah lama sejak puluhan tahun silam setiap hari lebaran,” tutur Ibnu.
Sejarahwan Pantura, Wijanarto menjelaskan, pecingan atau disebut angpao ketupat, tak bisa dipungkiri merupakan tradisi yang diadopsi dari tradisi peranakan Tionghoa di Nusantara.
Angpao (dalam istilah disebut hanzi, hanyu pinyin, hong bao) adalah amplop merah yang biasanya berisikan sejumlah uang sebagai hadiah menyambut tahun baru Imlek.
Wijanarto menyebut makna angpao sekarang tidak hanya untuk merayakan imlek, tapi juga dalam menyambut perayaan lebaran, diberikan oleh mereka yang dianggap mapan serta telah menikah atau telah bekerja dan memperoleh pendapatan yang lebih cukup.
“Sehingga mereka mampu menyisihkan pada saudara yang dianggap belum mapan, belum menikah serta para keponakan yang masih kecil atau dewasa yang tengah bersekolah,” terang Wijanarto. (PAR/N-2)