KETUA PWI Jawa Tengah Amir Machmud NS mengatakan bahwa selama Pilkada serentak banyak ekosistem yang memberikan perhatian pada perhelatan politik di Indonesia.
Salah satu bagian dari ekosistem itu adalah pers yang meliput Pilkada Serentak 2024.
”Dan media sebenarnya bagian kecil dari ekosistem yang bergerak bersama-sama ini. Kalau kemudian publik menaruh harapan besar pada media, tentu karena aspek memberikan warna. Akan dinanti bagaimana media bersikap dan memposisikan diri,” kata Amir.
Pernyataan itu ia sampaikan dalam Seminar Pilkada Serentak 2024 bertajuk ”Menjadi Pemilih Cerdas dalam Pilgub Jateng 2024 Berkualitas” di Gedung Pers Jateng, Kamis (31/10).
Seminar digelar oleh Masyarakat dan Pers Pemantau Pemilu (Mappilu) PWI Jateng dan KPU Jawa Tengah.
Menurutnya setiap pemberitaan pilkada tak dilepaskan dari asupan-asupan intervensi, baik itu internal maupun eksternal.
Internal dicontohkan bagaimana wartawan bersikap, redaktur bertindak, serta ke mana afiliasi politik pemilik media dan investornya.
Faktor eksternal diartikan bagaimana pemerintah menghendaki arah pemberitaan sesuai yang dimauinya.
Selain itu ada partai, akademisi, dan iklan sebagai asupan yang ikut menentukan hidup matinya bisnis media.
Sementara itu dosen pascasarjana Fakultas Hukum Unversitas Semarang sekaligus pengamat Pilkada, Kadi Sukarna mengatakan ajang Pilpres 2024 memberikan pelajaran tentang buruknya sistem berdemokrasi.
Diaia pesimistis Pilkada yang sebentar lagi diselenggarakan bisa lepas dari money politics dan bansos.
Dia juga tak yakin bahwa pejabat atau pemerintah akan netral dalam pilkada.
Menurutnya sudah saatnya warga negara bisa menjadi pemilih yang cerdas, dan bisa mempertanggungjawabkan pilihannya.
”Meskipun ada perangkat seperti KPU, DKPP, dan Bawaslu tapi tak berkutik saat menghadapi langkah yang dilakukan pejabat,” ujarnya.
Ia mengungkapkan dulunya pernah berkecimpung di dunia konsultan politik dan tahu bagaimana celah yang bisa dilakukan untuk memenangkan paslon.
“Jadi, kini mayarakat sangat menunggu netralitas pejabat,” pungkasnya. (Htm/S-01)