
DALAM upaya menumbuhkan budaya berpikir kritis dan partisipasi aktif generasi muda terhadap kebijakan publik, Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kota Semarang bekerja sama dengan Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kota Semarang menggelar Forum Debat Mahasiswa bertajuk ‘Mahasiswa Bicara: Kebijakan Publik, Politik, dan Masa Depan Indonesia’, Selasa (7/10),di Kota Semarang.
Kegiatan itu diikuti oleh puluhan mahasiswa dari lima perguruan tinggi di Kota Semarang, yaitu Universitas Diponegoro (Undip), Universitas Negeri Semarang (Unnes), Universitas Wahid Hasyim (Unwahas), UIN Walisongo, dan Universitas Islam Sultan Agung (Unissula).
Forum ini menjadi ajang bagi mahasiswa untuk menyampaikan pandangan, kritik, dan gagasan konstruktif terhadap berbagai isu publik dan kebijakan pemerintahan secara argumentatif dan elegan.
Beri apresiasi
“Forum ini membuat kami bisa menyampaikan ide dan kritik dengan cara yang lebih elegan dan didengar oleh para pemangku kebijakan,” ujar Sabrina Alfara Sulistyo, mahasiswa Universitas Diponegoro, salah satu peserta debat.
Salah satu juri, Dr. M. Kholidul Adib, S.HI., M.Si., mengapresiasi kemampuan para peserta yang tampil percaya diri dan menyampaikan argumentasi dengan data dan analisis yang kuat. Menurutnya, forum seperti ini menjadi wadah pembelajaran politik yang sehat bagi mahasiswa.
“Debat seperti ini membuka ruang dialog antara mahasiswa dan pemerintah. Ini menjadi bentuk pendidikan politik yang membangun, di mana mahasiswa dapat berkontribusi memberikan ide dan saran untuk perbaikan kebijakan publik,” ungkapnya.
Agen perubahan
Sementara itu, Wali Kota Semarang, Agustina Wilujeng, menilai forum debat mahasiswa bukan sekadar kompetisi, tetapi juga sarana untuk menyiapkan generasi muda yang kritis, rasional, dan solutif.
“Mahasiswa adalah agen perubahan. Melalui forum seperti ini, mereka belajar berpikir rasional, berdialog, serta mencari solusi bersama untuk kemajuan daerah,” ujar Agustina.
Agenda rutin
Kepala Badan Kesbangpol Kota Semarang menyampaikan bahwa kegiatan debat mahasiswa ini akan menjadi agenda rutin tahunan sebagai bentuk komitmen pemerintah daerah dalam mendorong partisipasi politik dan peningkatan kualitas demokrasi di kalangan generasi muda.
“Kami ingin memberikan ruang yang sehat dan konstruktif bagi mahasiswa untuk menyampaikan gagasan mereka terhadap isu publik dan kebijakan pemerintah. Ini juga menjadi wujud sinergi antara pemerintah dan perguruan tinggi,” ujarnya.
Melalui forum ini, diharapkan tumbuh semangat berpikir kritis, budaya berdialog, dan keterlibatan aktif mahasiswa dalam membangun masa depan bangsa dan kota Semarang yang lebih maju. (Htm/N-01)








