PELARI asal Boyolali, Karisma Evi Tiarani meraih medali perak nomor 100 meter T42/73 di Paralimpiade Paris 2024. Bukan itu saja ia juga memecahkan dua kali rekor dunia 100 meter T42 dalam sehari.
Karisma Evi yang sedari awal sudah mengawal ketat Martina Caironi bisa finish di urutan kedua dengan catatan waktu 14,26 detik. Catatan ini menjadi rekor dunia baru 100 meter putri T42 setelah pada babak kualifikasi Karisma Evi juga memecahkan rekor dunia dengan waktu 14,34 detik.
Di depan Karisma Evi ada Martina Caironi yang finish dengan catatan waktu 14,16 detik. Caironi pun berhak atas medali emas dan Karisma Evi mendapatkan medali perak.
Sementara untuk medali perunggu, panitia memutuskan untuk menerima protes dari kubu Italia. Monica Graziana dinyatakan berhak atas medali perunggu meski finish dalam kondisi terjatuh.
Keberhasilan Evi menggapai perak di Stade de French itu, membuat perolehan medali Indonesia hingga Minggu siang (8/9/2024) menjadi 14 medali, dengan rincian 1 emas, 8 perak dan 5 perunggu.
Tidak menyangka
Terkait raihan medali perak ini, Karisma Evi mengungkapkan kegembiraanya. Ia tak menyangka bisa mendapatkan medali perunggu meski klasifikai T42 harus digabungkan dengan klasifikasi T63.
“Ini luar biasa. Saya tidak sangka, karena mereka (trio Italia) selalu tampil hebat. Saya pikir mereka sangat cepat setelah 60 meter. Ini sungguh menakjubkan,” kata Karisma Evi.
Karisma Evi hanya menyadari bahwa pelari yang menggunakan kaki buatan terlihat kesulitan pada momen start.
“Untuk yang memakai kaki asli memang harus maksimal di start awal. Sebisa mungkin harus meninggalkan di awal. Dengan begitu mereka tidak bisa mengejar di akhir,” jelas Karisma Evi.
Meski berdekatan, Karisma Evi tak mengetahui penyebab insiden Sabatini terjadi. Ia hanya fokus untuk mengejar Martina Caironi yang berlari sangat cepat di depannya.
“Sebenarnya saya tidak tahu. Saya hanya melihatnya terjatuh sebelum garis finish dan saya hanya berkonsentrasi pada garis finish,” tutur Karisma Evi.
Sementara itu, tim pelatih para atletik Indonesia, Setiyo Budi Hartanto, mengucapkan terima kasih atas dukungan berbagai pihak.
“Ini sudah hasil yang sangat memuaskan karena kami hanya menargetkan satu medal perunggu dan ini dapat dua medali perak,” tutur Setiyo Budi.
Setiyo Budi menyebut para atlet bisa tampil maksimal di Paris karena tak terbebani target.
“Selama ini atlet harus dibawa happy terus dan yakin bisa. Jadi mereka bisa bermain rileks tanpa beban. Ketika itu dia (Karisma Evi) tersungkur di juara dunia, nomor empat, akhirnya balas dendamnya di sini,” ungkap Setiyo Budi. (WID/N-01)