PEKAN Paralimpiade Nasional (Peparnas ) ) XVII Solo 2024 benar-benar dimanfaatkan para atlet didikan Sentra Khusus Olahraga Disabilitas Indonesia (SKODI) untuk menembus panggung Paralimpiade. Hal itu mereka buktikan dengan merebut 13 medali emas, dan beberapa di antaranya berhasil memecahkan rekor nasional .
Asisten Deputi Sentra Pembinaan Olahraga Prestasi Kemenpora, M Aziz Ariyanto mengungkapkan, ada 15 dari 22 atlet remaja binaan SKODI yang fokus di 4 cabang olahraga, menjadi peserta Peparnas XVII.
“Dari 22 atlet binaan SKODI, yang ikut hanya 15 orang. Sementara 7 atlet lainnya belum dilibatkan, karena belum memenuhi regulasi batas usia minimum di Peparnas,” ungkap Aziz dalam sesi konferensi pers jelang penutupan Peparnas.
Yang menarik, bahwa sebagai debutan, 15 atlet remaja yang ditejunkan di empat cabor itu, semuanya menghasilkan medali. Yang terbanyak dari cabang para atletik, dengan 5 emas, renang tujuh emas, dan bulu tangkis satu emas.
Tembus Pelatnas
Capaian emas para atlet remaja di Peparnas erisi Solo ini, lanjut Aziz, menjadi bukti bahwa pembinaan yang dilakukan SKODI berjalan dengan baik.
“Setelah lulus dari sekolah ini, mereka kami harapkan bisa menembus Pelatihan Nasional (Pelatnas) di bawah bimbingan National Paralympic Committee (NPC) Indonesia,” sergah dia.
Dia juga membeberkan prestasi yang dicatatkan di ajang Peparnas XVII ini hanyalah langkah awal dari perjalanan panjang atlet binaannya di dunia olahraga.
Mereka sejatinya dibina sejak usia muda untuk bisa menjadi tulang punggung Indonesia menuju Paralimpiade, yang menjadi multievent olahraga disabilitas tertinggi.
“Target kami dalam melakukan pembinaan ini adalah Paralimpiade. Jadi, ajang seperti Peparnas, ASEAN Para Games, dan Asian Para Games, bagi kami ini hanyalah target antara. Sebab, target utamanya adalah Paralimpiade,” tegas dia.
Tetap pelajar
Lebih dari itu, para atlet muda tetap diberikan haknya sebagai pelajar. Dengan pengelolaan yang baik dari SKODI, keberadaan mereka tetap sebagai pelajar, yang memiliki prestasi nyata di panggung olahrava disabilitas.
Selama ini SKODI menjalin kerja sama dengan sejumlah universitas untuk mengoptimalkan penerapan Sport Science. Di antaranya berkolaborasi dengan Fakultas Keolahragaan (FKOR) Universitas Sebelas Maret.
Selain melibatkan Sport Science dari FKOR UNS, SKODI juga membawa try-out bagi para atlet ini untuk menambah kemampuan mereka. Ini tak hanya dilakukan di dalam negeri, tetapi juga luar negeri.
Pecahkan Rekornas
Terkait catatan keberhasilan atlet binaan SKODI di Peparnas, tidak lepas dari tangan dingin pelatih cabor renang, Nonik Rahmawati.
“Ya bangga, apalagi di antara nereka diusia belia dan sebagai debutan sukses membuat rekor nasional,” kata dia.
Seperti atlet para renang Ubaidillah Amsyar Juba R. Atlet yang mewakili kontingen Jawa Timur. Ia berhasil memecahkan rekor nasional dari nomor 50 meter kupu-kupu S9 putra.
Tak hanya itu, Ubaidillah juga mendapatkan medali perak dari nomor 100 meter gaya kupu-kupu S10 putra, dan perunggu dari nomor 50 meter gaya dada S9 putra.
Lalu ada pula Zahra Nur Azizah, atlet para renang yang juga berasal dari Jawa Timur. Ia sukses memecahkan rekor nasional untuk nomor 50 meter gaya kupu S9 putri.
Selain itu, ia juga mendapatkan emas dari nomor 100 meter gaya bebas S9 putri, serta perak dari nomor 50 meter gaya kupu-kupu S10 putri. (WID/N-01)