
BAKAL Calon Gubernur Jawa Barat dari Partai NasDem Ilham Habibie berpendapat, kurikulum pendidikan yang ada saat ini perlu perbaikan. Dengan begitu nantinya ada relevansi antara kurikulum dan dunia pekerjaan.
Saat ini banyak sekali hal yang diajarkan. Karena itu mungkin perlu diubah titik beratnya, tanpa mengurangi kualitasnya.
“Ada hal-hal lainnya yang mungkin lebih bersifat teknis, terkait dengan
masa depan anak yang harus kita perbanyak, lebih ke arah digital misalnya. Kenapa tidak itu menjadi bagian dari sekolah, bagaimana
kita berinteraksi dengan alat atau aplikasi digital yang kita hadapi,”
kata Ilham Habibie yang juga putra sulung mendiang Presiden ke-3 BJ Habibie pada acara opening Homesschooling New Hope di Lembang Kabupaten Bandung Barat (KBB) Jumat (12/7).
Menurut Ilham Habibie, di era keterbukaan arus informasi saat ini, literasi digital itu perlu tingkatkan, bukan saja di Jabar, tapi di seluruh Indonesia bahkan dunia. Semacam literasi teknologi digital perlu diajarkan sejak dini, sehingga kalau dia mau kuliah, yang awalnya tidak menyukai ilmu karena dirasakan membosankan, bisa menyukainya.
“Saya kira di dunia pendidikan Indonesia, saat ini bisa diadopsi adalah vokasi pada program pendidikan. Khususnya pada jenjang pendidikan tinggi yang bertujuan untuk mempersiapkan tenaga kerja, yang dapat menetapkan keahlian dan ketrampilan di bidangnya, siap kerja dan mampu bersaing secara global,” jelas Ilham Habibie.
Menurut Ilham, bukan saja Indonesia, tetapi dunia juga mengakui bahwa
sistem vokasi pendidikan, Jerman merupakan yang terbaik di dunia. Dan
ini juga dikatakan Presiden Jokowi di forum-forum resmi yang dihadiri
beliau.
“Saya juga pengurus Kadin dan di forum-forum resmi Kadin, berkali-kali Presiden Jokowi menyampaikan bahwa kita tidak usah mencari-cari sistem Pendidikan mana yang paling baik. Yang paling baik sudah jelas Jerman,” ungkap Ilham menirukan ucapan yang dikatakan Presiden Jokowi tentang sistem pendidikan.
Namun lanjut Ilham Habibie, untuk mengimplementasikannya tentunya tidak bisa copy paste, tapi tentu harus disesuaikan dengan keadaan dan budaya Indonesia dan juga dengan karakter manusia Indonesia. Tapi pada dasarnya sistem di Jerman itu memang bagus sekali untuk ditiru.
“Saya sebut itu relevansi artinya, apa yang kita belajar dalam konteks pekerjaan, lebih kita ingat dan lebih kita mengerti,” tuturnya
Tapi lanjut Ilham, yang penting dalam sistem pendidikan, bukan saja kurikulumnya atau siswanya. Tapi juga gurunya, guru juga perlu dibantu untuk lebih mengerti. Misalnya banyak guru yang sebetulnya tidak pernah
bekerja di bidang industri, tapi dia harus mengajar dibidang industri.
Akhirnya menjadi normatif, karena hanya belajar dari buku, karena tidak punya pengalaman. Hal seperti ini yang harus dibantu.
Untuk diketahui opening home schooling yang ada dibawah naungan Yayasan Sinar Fajar di Lembang ini, sudah berdiri lebih dari 20 tahun.
Dan 40 anak-anak yatim piatu yang tinggal disini dan diberikan fasilitas homeschooling kepada Sebagian anak-anak tersebut. Namun ada juga yang tidak homeschooling karena mereka sekolah di luar. (Rava/N-01)