Gandeng Mahasiswa, ISNU Bali Gelar Diskusi Nilai Pancasila dalam Kehidupan Nyata

PENGURUS Wilayah Ikatan Sarjana Nahdatul Ulama (PW ISNU) Provinsi Bali menggelar acara diskusi kebangsaan tentang nilai-nilai Pancasila di Kantor Kesbangpol Pemprov Bali, dua hari lalu. Ketua Panitia Acara Diskusi Kebanggaan PW ISNU Bali Miftachur Rohman mengatakan, diskusi ini mengemuka karena ancaman munculnya budaya asing, menghidupi budaya asing, serta munculnya ancaman terhadap degradasi ideologi Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Diskusi tersebut tidak terbatas pada anggota PW ISNU Provinsi Bali saja, tetapi menghadirkan mahasiswa lintas kampus, organisasi profesi dan organisasi masyarakat lainnya.  Dalam sambutan pembukaan, Rohman meminta agar seluruh mahasiswa baik NU maupun non NU terus bergandengan tangan memberantas dan mengantisipasi munculnya ideologi yang bertentangan dengan ideologi Pancasila.

“Ancaman terhadap degradasi ideologi Pancasila di Indonesia itu semakin nyata. Ada banyak kasus terjadi, banyak generasi muda Indonesia yang sudah tidak bisa hafal Pancasila. Menghafal saja tidak bisa bagaimana mau mengamalkan dalam kehidupan sehari-hari, dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.”

“Itulah sebabnya, PW ISNU Bali memilih tema diskusi ini sebagai penegasan dalam pengamalan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari,” ujarnya.

Diskusi menghadirkan beberapa narasumber yang berkompeten di bidangnya seperti Drs I Komang Kusumaedi, Msi (Kabid Ideologi, Wawasan Kebangsaan dan Karakter Bangsa) Kesbangpol Provinsi Bali,
Grace Anastasia Surya Wijaya, SE (Komisi II Anggota DPRD Provinsi Bali Dari Partai Solidaritas Indonesia) dan
Syahrial Ardiansyah, SHI.,MH (Ketua PW Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama) Provinsi Bali.

BACA JUGA  Restoran Terbang Jadi Ikon Pariwisata Baru di Seminyak

Di hadapan puluhan peserta yang hadir,  Komang Kusumaedi memaparkan tentang nilai-nilai Pancasila sebagai ideologi negara yang melandasi warga Indonesia tanpa kecuali. Pria yang biasa disapa dengan IKK ini langsung menukik pada pokok persoalan memudarnya pengamalan nilai-nilai Pancasila, mulai dari sila pertama hingga sila kelima.

Penjelasan IKK ini sangat tegas dan lugas. Ia mengakui sejauh ini nilai Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara sudah semakin pudar.

“Sila pertama saja. Masih banyak praktek yang melanggar. Kebebasan beragama dan menjalankan ibadah juga sering dilanggar./Toleransi juga masih banyak yang melanggar. Saya Hindu, isteri saya Kristen. Kami hidup dengan damai.”

“Sila kedua, juga masih banyak praktek semena-mena. Contoh kecil saja, di jalan raya, banyak pelanggaran lalulintas yang dilakukan dengan sengaja, tahu dan mau. Apalagi sampai mencelakai orang lain. Hak asasi kita itu dibatasi oleh hak asasi orang lain. Dan masih banyak contoh lainnya dari pengalaman hidup yang bertentangan dengan ideologi Pancasila,” ujarnya.

Harus diimplementasikan

Pembicara lainnya, Grace Anastasia Surya Wijaya menegaskan hal yang sama. Ia meminta kepada seluruh peserta agar implementasi Pancasila harus dilakukan dengan tegas dalam kehidupan sehari-hari.

BACA JUGA  Perindo Rekomendasikan Koster di Pilkada Bali

Pancasila adalah fundamen ideologi bagi rakyat Indonesia untuk kehidupan berbangsa dan bernegara dan manusia dengan manusia dan manusia dengan Tuhan. Manusia yang hidup di era moderenisasi, ancaman pengamalan Pancasila semakin pudar.

Ia mengakui jika dirinya sebagai kader PSI, partainya selalu dibully, dicaci maki, oleh jutaan warga di Indonesia.

“Bahkan beberapa platform media sosial, PSI diplesetkan menjadi partai salah input. Saya sebagai warga negara Indonesia bertanya, dimanakah rasa kemanusiaan, di manakah rasa ke-Tuhanan kita, dimana rasa kesatuan kita dalam membangun Indonesia, di manakah kebhinekaan kita,” ujarnya.

Ia melanjutkan, Pancasila ini sudah sempurna. Namun ancaman degradasi terhadap ideologi Pancasila semakin lama semakin melebar.

“Zaman dulu ada Penataran P4. Ada 36 butir Pancasila. Namun saat ini tidak ada lagi. Dulu ada Pendidikan Moral Pancasila. Sekarang diganti dengan PPKN.  Kata Pancasila diganti. Makanya saya pertanyakan dimanakah Pancasila. Menghafal saja sudah tidak diwajibkan, bagaimana mau mengamalkan dalam kehidupan sehari-hari,” ujar Grace.

Perlu ada disiplin nasional untuk memulai melakukan pengamalan Pancasila. Di Jogja misalnya, setiap jam 10.00 selalu menyanyikan lagu Indonesia Raya. Disiplin setiap warga untuk tepat waktu karena ini juga menghargai orang. Kereta api misalnya, tidak pernah deley, selalu tepat waktu. Ini juga bagian dari pengamalan Pancasila.

BACA JUGA  Kemendikbud-Ristek Tegaskan Program Merdeka Belajar Tetap Berjalan

Keragaman Indonesia

Sementara Ketua PW ISNU Bali Syahrial Ardiansyah mengatakan, Indonesia ini sangat beragam. Namun Pancasila tetap sakti. Ada kelompok Islam yang ingin agar Indonesia ini harus berdasarkan syariat Islam. Ada juga kelompok sekuler yang ingin agar Indonesia ini sekuler.

“Padahal keselarasan antara Pancasila dan Syariat Islam sudah ada dalam Pancasila. Inilah Pancasila Sakti. Sebab bagi NU, Islam adalah akidah dan syariat meliputi aspek hubungan manusia dengan Allah dan hubungan antar manusia,” ujarnya.

Islam terutama NU tetap akan menerima Pancasila sebagai ideologi negara sampai kapanpun. Pancasila sebagai dasar negara harus ditaati dan diamalkan, harus dipertahankan, dan NU akan mempertaruhkan segalanya demi membela Pancasila.

“NU memiliki kewajiban dan harus tetap menjaga kelestariannya. Pancasila itu sakti sampai kiamat, kalau bisa di akhirat kita ada Pancasila,” ujarnya. (Aci/N-01)

Dimitry Ramadan

Related Posts

Kuasa Hukum Jokowi Kukuh Tolak Tunjukkan Ijazah Jokowi ke Publik, Mediasi Gagal

ADVOKAD YB Irphan selaku kuasa hukum Jokowi kukuh tidak bersedia memperlihatkan ijasah asli Jokowi di depan publik secara terbuka. Sebab, penggugat Dr Muhammad Taufik SH, MH di dalam aspek keperdataan…

Ditolak Presiden Prabowo, Hasan Nasbi Kembali Pimpin PCO

HASAN Nasbi dipastikan kembali menjadi Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan (PCO). Hal itu setelah surat pengunduran dirinya ditolak oleh Presiden Prabowo Subianto. “Begitu diperintahkan untuk melanjutkan, ya sudah saya sebagai bawahan…

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Jangan Lewatkan

Polisi Jadikan 53 Orang Tersangka dalam Operasi Pekat Progo

  • May 11, 2025
Polisi Jadikan 53 Orang  Tersangka dalam Operasi Pekat Progo

Surga Baru Skydiving itu Bernama Karimunjawa

  • May 11, 2025
Surga Baru Skydiving itu Bernama Karimunjawa

Diva Zahra Berambisi Juarai Kejurnas Sprint Rally di Kampung sendiri

  • May 11, 2025
Diva Zahra Berambisi Juarai Kejurnas Sprint Rally di Kampung sendiri

Pertamina Enduro Juarai Proliga Usai Jinakkan Popsivo

  • May 11, 2025
Pertamina Enduro Juarai Proliga Usai Jinakkan Popsivo