POHON Natal Rockefeller di New York City adalah salah satu simbol Natal paling ikonik di dunia.
Tradisi ini memiliki sejarah yang panjang dan menarik, yang mencerminkan semangat perayaan dan kebersamaan. Berikut adalah penjelasan tentang sejarahnya:
Awal Mula (1931)
- Tradisi Pohon Natal Rockefeller dimulai secara sederhana pada tahun 1931, saat para pekerja konstruksi yang membangun Rockefeller Center mendirikan sebuah pohon kecil setinggi sekitar 6 meter (20 kaki).
- Pohon itu dihiasi oleh para pekerja dengan ornamen buatan tangan, seperti pita dan kaleng timah, untuk merayakan Natal di tengah masa Depresi Besar. Ini menjadi simbol harapan dan kegembiraan di masa sulit.
Resmi Menjadi Tradisi (1933)
- Pada tahun 1933, dua tahun setelah pohon pertama, Rockefeller Center secara resmi mendirikan Pohon Natal besar untuk pertama kalinya. Ini juga menjadi awal dari tradisi tahunan yang terus berlanjut hingga sekarang.
- Pohon tersebut didekorasi dengan lampu listrik, yang pada masa itu menjadi simbol kemajuan dan modernitas.
Perkembangan dan Keunikan
- Ukuran yang Semakin Besar:
- Pohon Natal Rockefeller umumnya adalah pohon jenis Norway Spruce. Tingginya biasanya berkisar antara 18 hingga 24 meter (60 hingga 80 kaki).
- Pohon dipilih dengan cermat dari berbagai wilayah di Amerika Serikat atau terkadang dari negara lain, berdasarkan ukuran, bentuk, dan keindahannya.
- Dekorasi dan Lampu:
-
- Dekorasi menjadi semakin spektakuler seiring waktu. Pada tahun 1950-an, lebih dari 20.000 lampu dipasang pada pohon ini.
- Saat ini, pohon dihiasi dengan lebih dari 50.000 lampu LED dan sering kali dilengkapi dengan bintang kristal Swarovski besar di puncaknya.
- Acara Penyalaan Lampu:
-
- Tradisi acara penyalaan lampu pohon dimulai pada tahun 1951, saat pertama kali ditayangkan di televisi dalam acara The Kate Smith Show.
- Sekarang, acara ini dikenal sebagai “Rockefeller Center Christmas Tree Lighting Ceremony” dan disiarkan secara nasional, menarik jutaan penonton setiap tahun.
Pohon Natal Selama Perang Dunia II
- Pada tahun 1942 hingga 1944, tradisi pohon Rockefeller tetap dilanjutkan meskipun sedang terjadi Perang Dunia II. Namun, pohon tersebut hanya diterangi oleh lampu biru sebagai tanda penghormatan bagi tentara yang sedang bertugas.
Komitmen pada Keberlanjutan
- Setelah pohon selesai digunakan, batangnya biasanya didaur ulang. Sejak tahun 2007, kayunya disumbangkan ke Habitat for Humanity untuk membangun rumah bagi mereka yang membutuhkan.
- Lampu LED hemat energi juga digunakan untuk mendukung praktik keberlanjutan.
Simbolisme Pohon Natal Rockefeller
Pohon Natal Rockefeller tidak hanya menjadi hiasan atau atraksi turis, tetapi juga simbol persatuan, harapan, dan kebahagiaan selama musim liburan.
Setiap tahun, ribuan orang mengunjungi Rockefeller Center untuk melihat pohon ini secara langsung, sementara jutaan lainnya menikmatinya melalui televisi dan media sosial.
Tradisi ini terus berkembang, menciptakan kenangan yang tak terlupakan bagi generasi demi generasi, sekaligus memperkuat semangat Natal di hati banyak orang di seluruh dunia. (S-01)