MENTERI Lingkungan Hidup Siti Nurbaya mendeklarasikan Taman Nasional Mutis Timau menjadi Taman Nasional ke-56 di Indonesia di Denpasar, Bali, Senin (9/9).
Turut hadir dalam deklarasi ini Tim Bezos Earth Fund (BEF) terdiri dari President dan CEO BEF, Andrew Steer KCMG, PhD dan Senior Fellow BEF Lord Zac Goldsmith.
Dalam sambutannya Menteri Siti menekankan pentingnya pelestarian lingkungan dan keanekaragaman hayati di kawasan Taman Nasional Mutis Timau.
Taman Nasional ini bukan hanya menjadi paru-paru bagi Nusa Tenggara Timur.
“Tetapi juga menjadi simbol sekaligus implementasi penting upaya kita dalam melindungi, mengawetkan dan memanfaatkan keanekaragaman hayati secara berkelanjutan, berkeadilan dan bertanggung jawab demi generasi mendatang,” terang Menteri Siti.
Deklarasi ini menandai komitmen pemerintah dalam melindungi keanekaragaman hayati pada area flora dan fauna endemik, serta menjadi habitat penting bagi berbagai spesies yang dilindungi.
Taman Nasional Mutis Timau juga memegang peran penting bagi kehidupan masyarakat.
Sebagai penyedia sumber obat-obatan, madu alam, sumber pewarna untuk tenun.
Juga menjadi sumber air, lokasi ritual adat bagi masyarakat setempat serta pemanfaatan tradisional lainnya secara turun temurun.
Menteri Siti menerangkan dalam kerangka global menghadapi krisis lingkungan yang dikenal sebagai triple planetary crisis.
Yaitu meliputi perubahan iklim, polusi, dan ancaman kehilangan keanekaragaman hayati.
Serta dalam rangka mewujudkan kesepakatan global Kunming-Montreal Global Biodiversity Framework.
KLHK secara aktif meningkatkan upaya-upaya pelestarian lingkungan dan konservasi sumberda alam hayati.
“Salah satu bentuk perwujudannya adalah penetapan Taman Nasional Mutis Timau,” jelasnya.
Taman Nasional Mutis Timau Berbasis Konservasi
Pj Bupati Timor Tengah Selatan, Seperius Edison Sipa menyampaikan terima kasihnya atas dukungan pemerintah dalam pengembangan kawasan konservasi ini.
Menurutnya, ini langkah maju bagi Kabupaten Timor Tengah Selatan, Timor Tengah Utara dan Kupang dalam mengembangkan pariwisata alam berbasis konservasi.
“Ini akan menjadi kebanggaan bagi masyarakat Timor mengingat sebelumnya taman nasional baru terdapat di Flores dan Sumba,” kata Seperius.
“Hal ini juga memperkuat kepercayaan masyarakat yang menganggap Mutis sebagai Ibu atau Mama bagi masyarakat Timor,” lanjutnya.
Keistimewaan Taman Nasional ini merupakan kawasan yang memiliki nilai keanekaragaman hayati yang unik.
Keunikannya yakni keberadaan hutan alam pegunungan yang didominasi oleh Eucalyptus urophylla (Ampupu) merupakan jenis tumbuhan endemik Indonesia.
Taman Nasional tersebut juga tempat habitat bagi 88 spesies burung yang 8 diantaranya merupakan burung dilindungi.
Antara lain Perkici Timor (Trichoglossus euteles), 8 spesies mamalia dia ntaranya adalah Kus-kus (Phalanger orientalis) dan Rusa Timor.
Di sana juga terdapat 13 spesies herpetofauna dengan 2 di antaranya merupakan jenis dilindungi. Yaitu biawak timor dan sanca timor. (*/S-01)