Menyibak Rahasia dan Misteri Karst Banggai

TIM PENELITI gabungan dari Universitas Gadjah Mada dan para ahli dari berbagai negara melakukan penelitian karst di Banggai selama 10 hari (17-27 Agustus 2024)

Penelitian yang bertajuk  Ekspedisi Internasional Banggai Series 1 ini bertujuan untuk mengeksplorasi kekayaan karst yang ada di Kabupaten Banggai Kepulauan, sebuah kawasan yang menyimpan banyak potensi geologi yang masih belum banyak tersentuh penelitian.

Dosen Magister Pembangunan Sosial dan Kesejahteraan Sekolah Pascasarjana UGM, Drs. Hendrie Adji Kusworo, M.Sc., Ph.D., yang juga koordinator ekspedisi, menjelaskan kegiatan itu merupakan bagian dari rangkaian Push Conference, sebuah inisiatif akademik UGM yang berfokus pada studi karst.

“Ekspedisi ini baru merupakan langkah awal dari rangkaian penelitian yang akan dilakukan bersama antara para peneliti dari berbagai negara,” katanya di UGM, Jumat.

Penelitian ini melibatkan pula pakar geologi UGM Dr.Eng. Ir. Didit Hadi Barianto, dan peneliti dari negara lain di antaranya Catrapatti Raditya dari Sainsreka Explorasia (SRX) sekaligus sebagai Lead Operation Officer, Juswono Budisetiawan dari Sainsreka Explorasia (SRX), Dimas Dwi Septian dan Aries Dwi Siswanto dari Kelompok Studi Karst Geografi UGM, ahli geohidrologi internasional Todd Kincaid dari Amerika Serikat, Mathias Nicoud dan Julie Coulumb dari Prancis,  Md Rosman bin Md Haniffah, Lee Kian Lie, Foong Chin Hing (keduanya dari Malaysia).

BACA JUGA  Ini loh yang Harus Dipersiapkan jika Lolos SNBT

Hendrie Adjie Kusworo menambahkan tim peneliti menyusuri tiga wilayah utama, yakni Kabupaten Banggai, Kabupaten Banggai Kepulauan, dan Kabupaten Banggai Laut.

Semua wilayah itu dikenal memiliki berbagai gua karst yang tersebar di darat maupun laut. Daerah tersebut sangat kaya akan formasi karst, termasuk sungai bawah tanah dan mata air yang muncul di laut.

“Penemuan gua-gua yang tersembunyi di balik karst ini merupakan daya tarik utama yang membuat kami tertarik untuk melakukan eksplorasi lebih lanjut,” imbuh Catrapatti Raditya.

Hujan Putih

Salah satu penemuan menarik dalam ekspedisi ini adalah gua yang dinamakan Udang Maote. Nama ini diberikan setelah tim peneliti berdiskusi dengan masyarakat setempat, yang menceritakan tentang fenomena unik di dalam gua tersebut yang mereka sebut sebagai “White Rain” atau hujan putih.

Fenomena ini terjadi ketika penyelam memasuki gua dan merasakan tetesan air putih yang tampak seperti hujan.Juswono Budisetiawan dari SRX menjelaskan Kepulauan Banggai memiliki formasi karst yang sangat berbeda dari karst di wilayah lain seperti Kalimantan.

BACA JUGA  Gamaforce UGM Siap Pertahankan Gelar Juara KRTI

Salah satu perbedaannya, jika di Kalimantan karstnya menjulang, di Banggai karstnya tersembunyi di bawah permukaan tanah dan laut.

“Hal ini membuat eksplorasi menjadi lebih menantang karena memerlukan keterampilan khusus seperti cave diving, yakni penyelaman di ruang tertutup yang sangat berbeda dari penyelaman di laut terbuka,” ujarnya.

Danau dalam lubang danau

Salah satu peneliti, Juswono mengungkapkan ditemukannya lubang dengan danau di dalamnya yang sering ditemukan di daerah Mexico yang disebut cenote.

Di Kepulauan Banggai, cenote ini memiliki kedalaman yang signifikan, mencapai 33 meter dari permukaan air, yang menambah kerumitan dalam proses penyelaman.

“Karena kedalamannya, penyelaman memerlukan peralatan khusus dan penyelam harus ditarik ke permukaan untuk mengurangi beban saat kembali ke atas,” ujarnya.

Tim ekspedisi juga berhasil mengungkap fenomena khas cenote yang belum pernah disentuh oleh dunia ilmu pengetahuan sebelumnya.

Di salah satu gua karst yang dieksplorasi, ditemukan lapisan H2S (hidrogen sulfida) yang sangat tebal—jauh melampaui ketebalan biasa yang hanya sekitar 2 meter.

BACA JUGA  Peduli Kesehatan, FKG UGM Periksa Gigi Sivitas Akademika Fakutas Peternakan

“Di kedalaman sekitar 20 meter, lapisan H2S ini berinteraksi dengan oksigen yang ada di dalam air, membentuk asam sulfat yang sangat korosif,” sebut Juswono.

Juswono menyebutkan bahwa meskipun lapisan H2S ini biasanya menandai batas kehidupan, tim peneliti menemukan beberapa spesies udang yang berenang di atasnya.

Fenomena ini diakui cukup mengejutkan tim, karena H2S dikenal sangat sepi dari kehidupan, sementara area di atasnya dipenuhi kabut yang kaya dengan kehidupan.

“Udang-udang ini diduga memiliki kemampuan khusus untuk mentolerir H2S, memanfaatkan lingkungan ekstrem ini untuk mencari makanan yang tidak bisa diakses oleh makhluk lain dan ini yang menarik perhatian saya,” paparnya.

Kolaborasi internasional

Ekspedisi Internasional Banggai Series 1 ini tidak hanya membuka wawasan baru mengenai kekayaan alam di Kepulauan Banggai, tetapi juga menunjukkan betapa pentingnya kolaborasi internasional dalam penelitian ilmiah.

Dengan ditemukannya berbagai fenomena unik dan mikroba baru, ekspedisi ini diharapkan dapat menjadi landasan bagi penelitian lanjutan yang akan menggali lebih dalam potensi karst di Indonesia dan kontribusinya terhadap ilmu pengetahuan global. (AGT/N-01)

Dimitry Ramadan

Related Posts

Kecerdasan Buatan Bisa Mendiagnosis Mpox

PARA peneliti di India sukses memanfaatkan kecerdasan buatan (Artificial intelligence/AI) untuk mendiagnosis mpox. Caranya dengan menganalisis foto lesi kulit mencapai tingkat akurasi hingga 99,5 persen. Studi tersebut baru saja dipublikasikan…

Malam Kelam Barca di Monaco

RAKSASA Catalan Barcelona mengawali penampilan mereka di Liga Champions 2024/2025 dengan buruk. Blaugrana di luar dugaan takluk 1-2 saat bertandang ke markas AS Monaco, Jumat (20/9) dini hari WIB. Dua…

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Jangan Lewatkan

Wakil Bupati Sleman Ajak Napi Teladani Nabi Muhammad SAW

  • September 20, 2024
Wakil Bupati Sleman Ajak Napi Teladani Nabi Muhammad SAW

Kecerdasan Buatan Bisa Mendiagnosis Mpox

  • September 20, 2024
Kecerdasan Buatan Bisa Mendiagnosis Mpox

DIY Memasuki Awal Musim Penghujan di Bulan Oktober

  • September 20, 2024
DIY Memasuki Awal Musim Penghujan di Bulan Oktober

A. Koswara Dilantuk Sebagai Penjabat Wali Kota Bandung

  • September 20, 2024
A. Koswara Dilantuk Sebagai Penjabat Wali Kota Bandung

Bandung Jadi Inspirasi Kemenkopolhukam Terapkan Smart City

  • September 20, 2024
Bandung Jadi Inspirasi Kemenkopolhukam Terapkan Smart City

Polda Jawa Barat Terus Rilis Data Terkini Dampak Gempa Bumi

  • September 20, 2024
Polda Jawa Barat Terus Rilis Data Terkini Dampak Gempa Bumi