Mahasiswa UNY Ajari Kurangi Gangguan Mental Emosional Penghuni Lapas

SEJUMLAH mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) membuat program untuk meningkatkan self-compassion sebagai strategi coping stress untuk mengurangi gangguan mental emosional yang mereka namakan Swara Jiwa.

Mereka adalah Rufaida Nur Rahmi dan Armina Wulandari Prayitno (Psikologi), Jananhti Cucu Jayadi (Sastra Indonesia) dan Tita Aulia Rahmi (Teknologi Pendidikan).

Rufaida Nur Rahmi, hari Selasa (9/7) menjelaskan program Swara Jiwa menggunakan intervensi Mindfulness-Self Compassion (MSC). Ia menambahkan, MSC merupakan kombinasi pelatihan yang berbasis pada mindfulness dan pelatihan belas kasih diri.

Lebih lanjut, Rufaida menjelaskan, MSC  mengajarkan agar individu dapat mengetahui kapan harus menderita demi membawa pengalaman pada individu.

“Pelatihan mindfulness sangat membantu untuk menumbuhkan kesadaran luas dan keseimbangan batin sebagai dasar tindakan self-compassion,” kata Rufaida di kampus UNY.

Dengan cara ini ujarnya, individu dapat memiliki strategi coping stress yang lebih adaptif dan meninggalkan kebiasaan negatif yang merugikan.

Anggota tim mahasiswa yang lain, Armina Wulandari menambahkan mereka menggandeng mitra Rumah Tahanan Negara (Rutan) Kelas IIA Yogyakarta.

BACA JUGA  Dosen UNY Kembangkan Tepung Fermentasi dari Singkong

“Mitra memiliki permasalahan yang berkaitan dengan kualitas kesehatan mental warga binaan, yaitu gangguan mental emosional yang diakibatkan karena strategi coping stress yang maladaptive,” kata Armina.

Kondisi tersebut, jelas Armina, berpengaruh pada berbagai hal, seperti rasa percaya diri yang rendah, pengalaman traumatis yang mengakibatkan stress, kesulitan berempati dan lebih lanjut mengakibatkan simtom kecemasan dan depresi yang meningkat.

Padahal self-compassion jelasnya lagi, merupakan komponen yang dapat mengurangi stres dengan meningkatkan self-regulation pada emosi negatif.

Sementara Kepala Rutan Kelas IIA Yogyakarta, Soedarto menyatakan stres yang dialami warga binaan dapat disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu kecemasan menunggu vonis, kesulitan adaptasi, perasaan tidak berharga, dan tekanan yang sudah dirasakan sebelum mengalami masalah hukum dan sebagainya.

Soedarto, memaparkan beberapa kebutuhan untuk memenuhi hak kesehatan mental warga binaan diantaranya, pembinaan yang berfokus pada bidang psikologis, kegiatan positif berbasis terapi dan kerjasama dengan lembaga atau instansi lain berbentuk pengabdian dalam bidang psikologi.

BACA JUGA  KRTI 2024 Hari Ketiga Lombakan Divisi VTOL dan Fixed Wing

Kepala Subsie Pelayanan Tahanan 2024, Andrea Astoto menambahkan Rutan Kelas IIA Yogyakarta memerlukan kerjasama dalam bentuk pengabdian terutama dalam bidang psikologi, sehingga program Swara Jiwa dari tim pengabdi, menjadi solusi yang tepat untuk permasalahan rutan.

“Kegiatan ini dapat membangun kolaborasi positif antara tim pengabdi dan petugas pemasyarakatan rutan yang memiliki keinginan untuk menjadikan Rutan Kelas IIA Yogyakarta yang humanis sehingga sejalan dengan kebijakan pemerintah,” katanya.

Jananhti Cucu Jayadi menjelaskan pelatihan MSC memiliki durasi selama 3-4 jam dengan jumlah 10- 25 peserta yang dilakukan selama 8 sesi. “Materi diawali dengan opening dan perkenalan tentang Swara Jiwa,” ungkapnya.

Dikatakan, materi yang diberikan meliputi knowing myself, forgive myself, loving myself, create our hapiness, dan pasca event. Juga diberikan instrumen pre-test dan post-test bagi warga binaan dengan skala welas diri dan depression anxiety stress scales.

BACA JUGA  UNY Buka Prodi Desain Komunikasi Visual

Keberlanjutan program pengabdian merupakan indikator adanya perubahan yang terjadi setelah terlaksananya program.

Diungkapkan Tita Aulia Rahmi, keberlanjutan menjadi hal yang bersifat krusial agar penerapannya bisa dilakukan secara kontinuitas.

“Upaya dalam melaksanakan keberlanjutan program, kami akan melakukan Training of Trainer (ToT) petugas pemasyarakatan di Rutan Kelas IIA Yogyakarta serta memberikan buku pedoman mitra dan modul program Swara Jiwa,” papar Tita.

Selain itu timnya akan mengusulkan kerjasama antara Rutan Kelas IIA Yogyakarta dengan Progam Studi Psikologi Universitas Negeri Yogyakarta supaya dapat melanjutkan program Swara Jiwa.

Karya ini berhasil meraih pendanaan dari Direktorat Belmawa Kemendikbudristek RI dalam Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) bidang PKM-PM tahun 2024.  (AGT/N-01)

Dimitry Ramadan

Related Posts

Kebiasaan Tidur Bisa Ungkap Kondisi Kesehatan Otak

KEBIASAAN  tidur ternyata mengungkap lebih banyak tentang kesehatan otak dibanding yang selama ini kita kira. Kurang tidur memang sudah lama diketahui dapat memengaruhi suasana hati, menyebabkan kelelahan, bahkan kerusakan otak…

Forum Gubernur Papua untuk Atasi Malaria

PERTEMUAN ke-9 Asia Pacific Leaders Malaria Alliance (APLMA) di Bali menghasilkan rekomendasi penting: para gubernur di wilayah Tanah Papua diminta membentuk Forum Gubernur untuk Pengendalian Malaria. Hal ini disampaikan oleh…

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Jangan Lewatkan

Kebiasaan Tidur Bisa Ungkap Kondisi Kesehatan Otak

  • June 17, 2025
Kebiasaan Tidur Bisa Ungkap Kondisi Kesehatan Otak

Bupati Samosir Usul Penerbangan Langsung Eropa ke Kualanamu

  • June 17, 2025
Bupati Samosir Usul Penerbangan Langsung Eropa ke Kualanamu

Forum Gubernur Papua untuk Atasi Malaria

  • June 17, 2025
Forum Gubernur Papua untuk Atasi Malaria

Menang Jadi Arang, Kalah Jadi Debu Adakah Kata Damai Bagi Israel dan Iran?

  • June 17, 2025
Menang Jadi Arang, Kalah Jadi Debu Adakah Kata Damai Bagi Israel dan Iran?

Jemaah Haji Dilarang Bawa Air Zamzam di Koper Bagasi

  • June 17, 2025
Jemaah Haji Dilarang Bawa Air Zamzam di Koper Bagasi

PBVSI Coret 8 Pemain Pelatnas Putri Jelang Kejuaraan Dunia U-21

  • June 16, 2025
PBVSI Coret 8 Pemain Pelatnas Putri Jelang Kejuaraan Dunia U-21