Peneliti UGM Ubah Endapan Silika Cair Jadi Booster Penyubur

PARA peneliti Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta yang tergabung dalam Pusat Penelitian Panas Bumi, berhasil mengubah endapan silika menjadi booster cair untuk meningkatkan kesuburan tanaman pertanian di kawasan Dataran Tinggi Dieng.

Endapan silika yang ada di Dieng, selama ini hanya sebagai produk sampingan dari pembangkit listrik tenaga panas bumi atau geothermal.

Para peneliti UGM tersebut adalah Dr. Pri Utami, ahli geologi panas bumi, lalu ahli nano bioteknologi Dr. Ronny Martien, ahli teknik bioproses Dr. Wiratni , dan ahli konservasi tanah dan air Dr. Ngadisih bersama peneliti dari PT Geo Dipa Energi, Herdian, S.T.
Booster itu dinamai Sulasih-Sulanjana, seperti nama dewa dewi penyubur dan penjaga tanaman.

Ketua Tim Peneliti Pri Utami menjelaskan pemilihan nama tersebut mengakar pada kearifan lokal yang tersirat dalam tembang pengiring tari Lengger mengenai upaya mengelola sumber daya dengan tetap menjaga kelestarian alam.

“Kita ambil namanya dari nama dewa dewi penyubur tanaman,” kata Pri Utami.

Dosen Teknik Geologi Fakultas Teknik UGM itu menerangkan air panas bumi atau disebut brine dioperasikan oleh PT Geo Dipa Energi (Persero) untuk memasok energi listrik sebesar 60 MW ke dalam jaringan Jawa – Bali.

BACA JUGA  Polemik band Sukatani Kepolisian Belum Siap Terima Kritik Publik

Adapun brine yang telah diekstrak energinya oleh diinjeksikan kembali ke dalam reservoir sistem panas bumi. Namun Brine yang ada di Dieng mengandung silika dalam konsentrasi yang tinggi beserta zat-zat lain sebagai produk sampingan panas bumi.

“Silika membentuk endapan yang selama ini dianggap sebagai limbah,” jelasnya.

Setelah diteliti, endapan silika dan unsur-unsur penyertanya bermanfaat bagi tanaman karena meningkatkan pertumbuhan dan daya tahan terhadap serangan hama.

“Tim kami memproses silika dan unsur-unsur bermanfaat lainnya dengan teknologi nano-partikulat menjadi booster cair yang ramah lingkungan yang siap diaplikasikan pada perkebunan di Dieng,” paparnya.

Setelah diuji coba diterapkan pada lahan pertanian di Dieng, kata Pri Utami, pada 5 Juli lalu bertepatan dengan HUT ke 22 PT Geo Dipa Energi (Persero) dilakukan panen perdana pada demplot tanaman kentang dengan hasil yang cukup memuaskan. Panen dilaksanakan di salah satu lahan petani mitra yang berada di dusun Krajan, Desa Karangtengah, Kecamatan Batur, Banjarnegara, Jawa Tengah.

BACA JUGA  Tukang Gigi Praktik di Puskesmas bukan Jawaban

Panen kentang dipimpin langsung oleh Dekan Fakultas Teknik UGM, Prof. Dr. Selo bersama Dirut PT Geo Dipa Energi (Persero) Yudistian Yunis, bersama Camat Batur Aji Piluroso, Kepala-kepala Desa, para petani mitra di seluruh kecamatan Batur, dan tokoh-tokoh masyarakat.

Perhelatan panen perdana tersebut sarat nuansa budaya lokal, dengan menampilkan tarian Lengger yang diiringi dengan tembang-tembang penuh nasehat, tentang sinergi antar berbagai kepentingan dalam mencapai kesejahteraan dan keselarasan bersama alam.

Di acara panen perdana itu juga dilakukan edukasi mengenai sinergi antara pengembangan energi panas bumi dan upaya memajukan sektor pertanian yang berkelanjutan melalui Wayang Cinema “Sulasih-Sulanjana” besutan Dr. Citra Aryandari, anggota Pusat Penelitian Panas Bumi FT UGM yang berasal dari Institut Seni Indonesia (Yogyakarta).

Dekan Fakultas Teknik UGM Prof Selo dan Dirut PT Geo Dipa Energi Yudistian Yunis mengapresiasi inovasi oleh tim peneliti, di mana pembuatan pupuk dan booster alami dari “limbah” panas bumi merupakan terobosan dalam pelestarian lingkungan.

Ngadisih, salah satu anggota peneliti yang lain, mengatakan booster dari bahan silika ini diharapkan dapat membantu mengurangi secara signifikan penggunaan pupuk kandang yang menimbulkan bau busuk dan merusak mikrobiologi tanah, serta mengurangi ketergantungan terhadap pupuk dan pestisida kimiawi.

BACA JUGA  Praktisi Humas UGM Luncurkan Dua E-Book Panduan Kehumasan

“Ke depan booster Sulasih-Sulanjana akan diaplikasikan pada berbagai tanaman hortikultura di dataran Tinggi Dieng,” katanya.

Seperti diketahui, dataran Tinggi Dieng, Jawa Tengah, dikenal sebagai tujuan wisata dan sebagai penghasil sayur-mayur merupakan daerah yang kaya akan energi panas bumi sebagai sumber pembangkit listrik yang posisinya terletak di tengah-tengah perkebunan warga.

Sebagai salah satu sumber energi terbarukan khas Indonesia, booster cair dari produk sampingan dari pengoperasin energi panas bumi ini bisa menjadi produk unggulan yang mencerminkan sinergi antara perusahaan yang bergerak di sektor energi dengan para akademisi di lingkungan kampus yang memiliki perhatian pada pengembangan sektor pertanian yang berkelanjutan. (AGT/N-01)

Dimitry Ramadan

Related Posts

Banyak Jemaah Indonesia Stress Akut Saat Adaptasi

BANYAK jemaah Indonesia saat tiba di tanah suci mengalami stress akut dan gangguan penyesuaian diri. Hal itu hasil data pelayanan kesehatan yang dihimpun oleh Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Madinah.…

Bea Cukai Arab Saudi Sita 100 Slop Rokok di Koper Jemaah RI

BEA Cukai Arab Saudi menyita 100 slop rokok yang ditemukan pada koper jemaah Indonesia saat pemeriksaan x-Ray di Bandara Amir Muhammad bin Abdul Aziz (AMAA) Madinah, Arab Saudi. Temuan 100…

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Jangan Lewatkan

Banyak Jemaah Indonesia Stress Akut Saat Adaptasi

  • May 14, 2025
Banyak Jemaah Indonesia Stress Akut Saat Adaptasi

Sri Wahyuni Tewas Dijambret, Dua Pelaku Ditangkap

  • May 14, 2025
Sri Wahyuni Tewas Dijambret, Dua Pelaku Ditangkap

Bupati Humbahas Terima Penghargaan dari KPPN Balige

  • May 14, 2025
Bupati Humbahas Terima Penghargaan dari KPPN Balige

Bea Cukai Arab Saudi Sita 100 Slop Rokok di Koper Jemaah RI

  • May 14, 2025
Bea Cukai Arab Saudi Sita 100 Slop Rokok di Koper Jemaah RI

Menteri UMKM Tanggung Jawab Kasus Toko Mama Khas Banjar

  • May 14, 2025
Menteri UMKM Tanggung Jawab Kasus Toko Mama Khas Banjar

PN Sleman Akui Terima Pengajuan Gugatan Soal Ijazah Jokowi

  • May 14, 2025
PN Sleman Akui Terima Pengajuan Gugatan Soal Ijazah Jokowi