Guru Besar UGM Soroti Matinya Dua Ekor Gajah TN Way Kambas

DUA ekor gajah jinak di Taman Nasional Dona dan Suli dilaporkan mati dalam waktu sebulan. Kematian gajah sebenarnya bukan peristiwa baru sebab hal serupa selalu terulang.

Kematian kedua ekor gajah sumatra (elephas maximus sumatranus), diawali dengan kejadian penurunan kondisi kesehatan akibat infeksi parasit dan sirosis, meski telah mendapatkan penanganan medis intensif sejak awal gejala terdeteksi.

Kepala Balai Taman Nasional Way Kambas menjelaskan bahwa seluruh upaya telah dilakukan. Namun kondisi kedua satwa dilindungi itu terus memburuk hingga akhirnya tidak terselamatkan.

Menanggapi kematian dua ekor gajah jinak tersebut, Guru Besar Fakultas Kedokteran Hewan UGM, Prof. Dr. drh. Raden Wisnu Nurcahyo, menilai tergolong tragis karena keduanya merupakan gajah dewasa, bukan anak gajah yang rentan terserang EEHV.

BACA JUGA  Ekonom Sampaikan 7 Desakan Darurat Ekonomi

Infeksi parasit kronis

Prof. Wisnu menduga infeksi parasit kronis menjadi penyebab utamanya karena gajah rutin dimandikan di sungai yang memungkinkan paparan siput air pembawa cacing hati. “Makanya kasus kematian dua gajah itu karena infeksi cacing yang sudah diderita dengan cukup lama,” jelasnya.

Gajah jinak yang hidup di penangkaran katanya memiliki tingkat kerentanan lebih tinggi dibanding gajah liar, terutama karena kehilangan kemampuan alami untuk mencari tanaman obat. Kondisi itu imbuh Prof. Wisno membuat gajah penangkaran hanya bergantung pada pakan yang tersedia dan obat-obatan medis.

Ia kemudian mendesak perlu disegera dilakukan pembenahan pola pemeliharaan agar tidak menimbulkan kematian berulang. Jika tidak ada perubahan, ujarnya, kematian gajah yang dirawat PLG — Pusat Latihan Gajah, akan kembali terulang.

BACA JUGA  Turbin Angin Antasena Solusi untuk Kecepatan Angin Rendah

“Tentu perlu dibuat suatu sistem kesehatan gajah yang terintegrasi,” ujarnya.

Hubungan ekologi

Meski secara umum kondisi habitat Way Kambas dinilai cukup baik, namun kesehatan gajah tidak bisa dilepaskan dari hubungan ekologi antara lingkungan, satwa liar, hewan ternak, dan manusia. Aliran sungai yang tercemar parasit dari limbah ternak, serta kebersihan lingkungan masyarakat, dapat meningkatkan risiko infeksi. “Itu yang kita sebut One Health, kesehatan untuk semua,” paparnya.

Wisnu kemudian menyoroti keterbatasan fasilitas rumah sakit gajah di PLG Way Kambas, terutama terkait ketersediaan obat-obatan yang menjadi kebutuhan paling mendesak. Selain itu, ia merekomendasikan sejumlah langkah teknis seperti mengeringkan aliran sungai untuk memutus siklus hidup siput inang cacing, melakukan penyemenan area sungai agar siput mudah dideteksi, serta melakukan pemeriksaan feses dan darah secara rutin.

BACA JUGA  Mahasiswa KKN Perkenalkan Rumput Gama Umami di Ngablak

“Tidak hanya saat ada kasus saja, setiap bulan perlu dilakukan pemeriksaan feses dan darah minimal sebulan sekali sebagai upaya pencegahan,” ujarnya.

Dikatakan, penguatan sistem kesehatan gajah harus dilakukan secara menyeluruh dengan pendekatan One Health. Kolaborasi penyediaan obat, pengelolaan lingkungan, kontrol kualitas air, dan pembatasan interaksi pengunjung dinilai menjadi langkah penting untuk mencegah tragedi serupa terulang kembali. Ia berharap pendekatan terintegrasi ini dapat meningkatkan ketahanan kesehatan gajah di Taman Nasional Way Kambas. (AGT/N-01)

Dimitry Ramadan

Related Posts

Awas! Siklon Tropis Bakung dan Bibit Siklon Bisa Akibatkan Gelombang Tinggi

PERAIRAN Samudera Hindia di sebelah selatan Jawa dimungkinkan terjadi gelombang tinggi pada Minggu (14/12) pukul 07.00 WIB hingga Selasa (16/12) pukul 07.00 WIB. Prakirawan BMKG Yogyakarta Romadi menjelaskan, kondisi sinoptik,…

Ironi Gajah Sumatra Bantu Bersihkan Habitat Mereka yang Dirusak Manusia

BALAI Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh menyertakan empat ekor gajah sumatera (Elephamus maximus sumatranus) bernama Abu, Mido, Ajis, dan Noni untuk ikut membantu membersihkan puing-puing pascabanjir bandang di Pidie…

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Jangan Lewatkan

Raih 31 Emas, Indonesia Tempati Posisi Dua Klasemen

  • December 14, 2025
Raih 31 Emas,  Indonesia Tempati Posisi Dua Klasemen

Tim Tenis Indonesia Sukses Kawinkan Medali Emas SEA Games

  • December 13, 2025
Tim Tenis Indonesia Sukses Kawinkan Medali Emas SEA Games

Awas! Siklon Tropis Bakung dan Bibit Siklon Bisa Akibatkan Gelombang Tinggi

  • December 13, 2025
Awas! Siklon Tropis Bakung dan Bibit Siklon Bisa Akibatkan Gelombang Tinggi

Ironi Gajah Sumatra Bantu Bersihkan Habitat Mereka yang Dirusak Manusia

  • December 13, 2025
Ironi Gajah Sumatra Bantu Bersihkan Habitat Mereka yang Dirusak Manusia

Jelang Nataru, Wali Kota Semarang Pastikan Harga Bahan Pokok Terkendali

  • December 13, 2025
Jelang Nataru, Wali Kota Semarang Pastikan Harga Bahan Pokok Terkendali

Gubernur Jateng Minta Anggota PDGI Menyebar Sampai Desa

  • December 13, 2025
Gubernur Jateng Minta Anggota PDGI Menyebar Sampai Desa