UNTUK mempersiapkan jemaatnya tanggap menghadapi bencana alam, Gereja Kristen Protestan Simalungun (GKPS) bekerjasama dengan Evangelical Lutheran Church In Amerika (ELCA) menggelar pelatihan dan lokakarya manajemen kebencanaan pada 23 – 25 Mei di Komplek Kantor Sinode GKPS Pematangsiantar.
Kepala Departemen Pelayanan GKPS Pdt. Dr. Jenny Purba menyebutkan bahwa GKPS perlu mempersiapkan warga agar tanggap dan tangguh bencana.
“Kita tahu bahwa sejak 2023 sampai 2024 GKPS secara khusus sudah beberapa kali menghadapi bencana di konteks lokalitas di mana saya hadir, mulai dari bencana kebakaran, puting beliung, longsor, banjir dan lain-lain. Oleh karena itu, sudah saatnya perlu kita perlu bicara tentang misi gereja yang lebih holistik, kemanusiaan, persaudaraan dan dapat dikonkretkan melalui pelatihan, seminar dan lokakarya manejemen Kebencanaan,” kata Pdt Jenny.
Pada moment pelatihan dan lokakarya ini turut dihadiri dari berbagai jemaat GKPS meliputi para Sintua, Syamas, Pendeta, dan juga seksi pemuda yang nantinya akan menjadi tenaga volunter (sukarela) yang diharapkan berpartisipasi menjadi penggerak tim tanggap bencana di konteks gereja lokal dimana mereka akan hadir.
Turut juga peserta dari berbagai aras gereja lainnya seperti gereja Huria Kristen Indonesia, Gereja Batak Karo Protestan, BPBD Simalungun, PLN, Yayasan Fondasi Hidup dan Jakomkris juga sebagai nara sumber lokakarya.
Kepala Departemen Kesaksian GKPS Marudin Saragih dalam pesan kotbahnya mendorong agar warga GKPS dan peserta pelatihan dan lokakarya menjadi pelaku kasih secara sukarela untuk orang-orang yang berada kesusahan.
Ephorus GKPS. Pdt. Dr. Dedy Fajar Purba berharap agar seluruh warga GKPS supaya peka terhadap perubahan iklim, dan supaya hidup selaras dengan alam sehingga mampu mengantisipasi bencana alam yang terjadi dalam kehidupan.
Kepada setiap peserta Ephorus berharap agar para peserta pelatihan dan lokakarya tetap dengan kesabaran dan kesetiaan mengikuti seluruh rangkaian kegiatan pelatihan. (Ais/N-01)