PROGRAM Studi di Luar Kampus Utama Universitas Padjadjaran mengadakan literasi keuangan untuk mencegah orang terjerat pinjaman online khususnya pekerja seks perempuan (PSP).
Literasi keuangan digelar di Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat, Kamis (28/11).
Mereka diajari untuk mengolah keuangan untuk manajemen stress dan manajemen beban kehidupan (finansial femmes).
Dosen Fakultas Keperawatan Unpad sekaligus Ketua Tim Finansial Femmes, Kurniawan mengatakan PSP di Kabupaten Pangandaran harus memiliki kemampuan pengelolaan keuangan yang baik.
Terutama agar tidak terjebak ancaman pinjol yang tengah merebak.
Hal ini penting karena kemandirian keuangan bagi PSP menjadi bagian dari upaya manajemen stress dan manajemen beban kehidupan.
“Hal ini merupakan bagian dari upaya untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang pentingnya manajemen stres yang efektif,” kata Kurniawan.
Kegiatan yang dilaksanakan di Kantor Desa Ciliang, Kecamatan Parigi, Kabupaten Pangandaran ini, dihadiri oleh 18 orang PSP berdomisili di kawasan objek wisata pantai.
Bersama sejumlah dosen dan mahasiswa di Fakultas Keperawatan dan Fakultas Administrasi Bisnis, para PSP diberikan materi tentang literasi keuangan.
“Pemberian materi ini merupakan tindak lanjut dari hasil temuan tim sebelumnya,” ujarnya.
Prof Suryani dari Fakultas Keperawatan dan Farisadri Fauzan dari Fakultas Administrasi Bisnis yang memberikan materi berdasarkan temuan riset mereka..
Kegiatan ini dilaksanakan berdasarkan hasil riset yang telah dilakukan oleh tim peneliti.
Pekerja Seks Perempuan ingin cari pekerjaan kayak
Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya, didapatkan informasi bahwa PSP di Pangandaran pada dasarnya ingin mencari pekerjaan lain lebih layak dan berpenghasilan tetap.
Namun mereka mengaku memiliki keterbatasan keterampilan dalam mengatur dan mengelola keuangan dan administrasi bisnis.
“Hal ini menjadi faktor penghambat PSP. Mereka sulit untuk keluar dari pekerjaannya,” kata Kurniawan.
Para PSP menyatakan kegagalan tersebut menjadi penyebab stress dan meningkatnya beban hidup.
Kegiatan ini didasarkan pada masalah sasaran yaitu terkait dengan kurangnya literasi keuangan yang menimbulkan stres sehingga meningkatkan beban hidup.
kkegiatan ini disambut baik para PSP yang ikut latihan. Seorang peserta senang bisa curhat tentang kesulitan yang dialami.
Ia akan buka usaha berdagang atau buka warung bila sudah punya uang. Atau bekerja di tempat yang layak.
Literasi keuangan ini didanai oleh Kemendikbud Ristek Dikti, melalui skema pendanaan hibah BIMA kemitraan Pemberdayaan Berbasis Masyarakat. (Rava/S-01)