KH Ubaidullah Shodaqoh Minta Pers Jaga Etika dan Kode Etik

PROTES terhadap tayangan acara Expose Uncensored di stasiun televisi TRANS7 yang dinilai menyinggung ulama sepuh Pondok Pesantren Lirboyo terus meluas. Tagar #BoikotTRANS7 ramai bergema di media sosial, diiringi berbagai pernyataan sikap dari kalangan pesantren dan tokoh Nahdlatul Ulama (NU).

Salah satu yang turut menyampaikan pandangan tegas adalah KH Ubaidullah Shodaqoh, Rois Syuriah PWNU Jawa Tengah. Dalam pernyataannya, ia mendukung langkah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) yang sebelumnya juga telah menyoroti isi tayangan tersebut.

KH Ubaidullah menilai, kasus ini bukan sekadar kesalahan penyiaran, melainkan bentuk kelalaian dalam menjaga nilai-nilai adab dan etika jurnalistik yang seharusnya dijunjung tinggi oleh lembaga penyiaran nasional.

Dukung penuh

Dalam pernyataan sikap Rois Syuriah PWNU Jawa Tengah, KH Ubaidullah menyebut bahwa dirinya mendukung penuh langkah KH Yahya Cholil Staquf, Ketua Umum PBNU, yang lebih dahulu memberikan tanggapan atas kasus tersebut.

“Kami mendukung penuh sikap Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Staquf atas pemberitaan TRANS7 di rubrik Expose Uncensored pada Senin, 13 Oktober malam lalu,” tulis KH Ubaidullah dalam pernyataan tertulisnya, Selasa (14/10).

BACA JUGA  Kemenag Terus Berupaya Bentuk Dirjen Pesantren

Ia juga menegaskan perlunya negara hadir secara tegas terhadap lembaga penyiaran yang melanggar norma publik, serta mendorong lembaga-lembaga pengawas seperti Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) dan Dewan Pers untuk menjalankan fungsinya secara konsisten.

“Kami mendesak kepada negara untuk bersikap tegas kepada lembaga negara seperti KPI dan Dewan Pers dalam menegakkan aturan Kode Etik kepada media penyiaran dan media cetak maupun online,” tegas Pengasuh Pondok Pesantren Al-Itqon, Bugen, Kota Semarang itu.

Evaluasi menyeluruh

Menurut KH Ubaidullah, tayangan Expose Uncensored yang menyinggung ulama pesantren menunjukkan lemahnya peran lembaga negara dalam mengatur etika penyiaran. Ia menilai hal ini sebagai tanda perlunya evaluasi menyeluruh terhadap sistem pengawasan media di Indonesia.

KH Ubaidullah juga menyerukan agar seluruh media di Indonesia baik televisi, radio, media cetak, maupun media daring kembali menegakkan Kode Etik Jurnalistik dan etika penyiaran publik.

“Kami menyerukan kepada seluruh media penyiaran dan media massa untuk kembali menegakkan kode etik jurnalistik dan mempertimbangkan hal-hal yang berpotensi membahayakan persatuan dan kesatuan bangsa,” ujarnya.

Perkuat moral publik

Menurutnya, dunia media seharusnya tidak hanya mengejar sensasi atau rating, tetapi juga berperan dalam memperkuat moral publik dan menjaga keutuhan sosial.

BACA JUGA  Tim SAR Temukan lagi Jenazah Korban Ambruknya Mushola Pesantren

KH Ubaidullah menilai, tayangan yang berpotensi menyinggung tokoh agama dapat memperlemah kepercayaan masyarakat terhadap media dan menimbulkan keresahan di tengah umat.

Dalam poin keempat pernyataannya, KH Ubaidullah Shodaqoh juga mengajak seluruh warga Nahdliyin, para santri, kiai, dan kalangan pesantren untuk memperkuat solidaritas.

Ia mengingatkan pentingnya kewaspadaan terhadap segala bentuk upaya yang dapat memecah belah internal NU.

“Kami mengajak warga Nahdliyin, santri, kiai, dan pondok pesantren untuk merapatkan barisan dan mewaspadai ancaman serta gerakan yang dapat memecah NU,” tulisnya.

Jaga persatuan

Ajakan ini, menurutnya, bukan sekadar respons emosional, tetapi langkah moral agar kalangan pesantren tetap menjaga kesatuan dan marwahnya di tengah tantangan zaman, termasuk dalam menghadapi arus informasi digital dan media hiburan yang kian bebas.

Setelah pernyataan tersebut dirilis, banyak kalangan santri dan alumni pesantren di Jawa Tengah memberikan dukungan kepada KH Ubaidullah. Mereka menilai sikap itu mencerminkan ketegasan ulama dalam menjaga kehormatan pesantren dan kiai.

BACA JUGA  Gus Baha Enggan Tanggapi Kasus Gus Miftah

Akhlak dan adab

Ninik Ambarwati, alumni Pondok Pesantren Attanwir, Talun Bojonegoro, menilai pernyataan KH Ubaidullah Shodaqoh mencerminkan ketegasan ulama yang tetap berpijak pada akhlak dan adab pesantren.

Menurutnya, langkah tersebut bukan bentuk kemarahan emosional, melainkan bentuk tanggung jawab moral untuk menjaga marwah kiai dan dunia pesantren dari narasi media yang tidak proporsional.

“Pesantren itu tempat lahirnya adab dan keilmuan. Kalau simbol moral bangsa dilecehkan, maka yang dirusak bukan hanya lembaga, tapi akar budaya bangsa,” ujarnya.

Ninik menambahkan bahwa fenomena ini harus menjadi pelajaran bagi media agar lebih berhati-hati dalam mengemas konten.

Ia menegaskan, media semestinya menjadi jembatan pengetahuan dan nilai, bukan alat provokasi yang justru menimbulkan perpecahan.

“Kami berharap kasus ini jadi momentum introspeksi. Santri, kiai, dan media harus sama-sama menguatkan etika publik agar bangsa ini tetap beradab,” terang Pengasuh Suluh Ar-Rosyid ini. (Htm/N-01)

KH Ubaidullah Shodaqoh. (Dok.Ist)

Dimitry Ramadan

Related Posts

Operasi Merah Putih Ungkap Perambahan di Seblat

Kementerian Kehutanan melalui Direktorat Jenderal Penegakan Hukum Kehutanan (Ditjen Gakkum) terus memperkuat Operasi Merah Putih di Lanskap Seblat, Bengkulu. Operasi ini menjadi tindak lanjut arahan Presiden dan Menteri Kehutanan, termasuk…

Kroasia Susul Inggris dan Prancis Lolos ke Piala Dunia

KROASIA menjadi negara ketiga dari zona UEFA yang memastikan diri lolos ke putaran final Piala Dunia 2026. Kesuksesan itu didapat negara Balkan tersebut setelah mengalahkan Kepulauan Faroe 3-1 di Grup…

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Jangan Lewatkan

Cicilan Koperasi Merah Putih Diambil dari Dana Desa

  • November 15, 2025
Cicilan Koperasi Merah Putih Diambil dari Dana Desa

Musikaliterasi, Cara Baru Bandung Dorong Minat Baca

  • November 15, 2025
Musikaliterasi, Cara Baru Bandung Dorong Minat Baca

Penguatan Hutan Adat Jadi Fokus Indonesia di COP30

  • November 15, 2025
Penguatan Hutan Adat Jadi Fokus Indonesia di COP30

20.000 Dokumen Jeffrey Epstein Dirilis, Nama Trump Ikut Terseret

  • November 15, 2025
20.000 Dokumen Jeffrey Epstein Dirilis, Nama Trump Ikut Terseret

Operasi Merah Putih Ungkap Perambahan di Seblat

  • November 15, 2025
Operasi Merah Putih Ungkap Perambahan di Seblat

Bandung Tutup Special Olympic SE Asia Football 2025

  • November 15, 2025
Bandung Tutup Special Olympic SE Asia Football 2025