RUSIA akhirnya merespon serangan Ukraina ke wilayahnya yang menggunakan senjata buatan Barat. Kali ini Rusia menggunakan senjata balistik non-nuklir hipersonik jarak menengah baru yang dikenal sebagai Oreshnik dengan menembakkannya ke perusahaan rudal dan pertahanan di kota Dnipro, Ukraina, tempat perusahaan rudal dan roket antariksa Pivdenmash.
Ini merupakan pertama kalinya Rusia menggunakan rudal jarak jauh yang sangat kuat ini dalam perang yang telah berlangsung selama 33 bulan. Serangan ini menyasar infrastruktur penting dan sejumlah perusahaan di kota Dnipro, bagian tengah-timur Ukraina. Meski begitu, tidak ada kejelasan dari pernyataan Angkatan Udara Ukraina mengenai target spesifik rudal balistik antarbenua tersebut atau apakah serangan itu menimbulkan kerusakan.
Menurut Presiden Rusia, Vladimir Putin serangan terhadap perusahaan itu berhasil. Rusia, imbuhnya, tengah mengembangkan rudal jarak pendek dan menengah sebagai respons atas rencana produksi dan kemudian pengerahan rudal jarak menengah dan pendek oleh Amerika Serikat di Eropa dan Timur Jauh.
“Saya yakin Amerika Serikat telah melakukan kesalahan dengan secara sepihak menghancurkan perjanjian tentang penghapusan rudal jarak menengah dan jarak pendek pada tahun 2019 dengan dalih yang tidak masuk akal,” kata Putin, merujuk pada Perjanjian Kekuatan Nuklir Jarak Menengah (INF).
Perjanjian INF
Amerika Serikat secara resmi menarik diri dari Perjanjian INF (1987) yang bersejarah dengan Rusia pada tahun 2019 setelah mengatakan bahwa Moskow melanggar perjanjian tersebut, sebuah tuduhan yang dibantah Kremlin.
Putin memberlakukan moratorium sepihak atas pengembangan rudal yang sebelumnya dilarang oleh perjanjian INF. Ia mengatakan tindakan Rusia di masa mendatang akan bergantung pada tindakan Barat dan ancaman terhadap Rusia.
“Izinkan saya mengingatkan Anda bahwa Rusia secara sukarela dan sepihak telah berkomitmen untuk tidak mengerahkan rudal jarak menengah dan pendek sampai senjata Amerika semacam ini muncul di wilayah mana pun di dunia,” tegasnya.
Senjata Barat
Sebelumnya pada Rabu (20/11), Ukraina mulai menggunakan senjata jarak jauh AS, Army Tactical Missile System (ATACMS), untuk menyerang beberapa kota milik Moskow. Rusia menyatakan pasukannya menembak jatuh lima dari enam rudal jenis itu yang ditembakkan ke fasilitas militer di wilayah Bryansk.
Setelah itu, Kyiv menembakkan rudal Storm Shadow buatan Inggris ke Rusia untuk pertama kalinya. (*/N-01)