Bulog Berkomitmen Menerapkan ESG

  • Ekonomi
  • September 1, 2024
  • 0 Comments

DIREKTUR Transformasi dan Hubungan Kelembagaan Perum Bulog, Sonya Mamoriska Harahap menyampaikan pengalamannya menerapkan, Environmental Sosial dan Governace (ESG) di perusahaan milik negara tersebut.

Hal itu disampaikannya dalam Konferensi Internasional International Conferenceon Management in Emerging Market (ICMEM) 2024 yang diselenggarakan SBM ITB di Denpasar Bali.

“Misi kami adalah menjadi pemimpin rantai pasok pangan yang terpercaya,dengan tiga nilai utama, ketersediaan, keterjangkauan dan stabilitas. Kami memposisikan diri sebagai pemimpin rantai pasok pangan, bukan hanya sebagai perusahaan logistik pangan,” ungkap Sonya.

Sonya menekankan pentingnya integrasi ESG dalam operasional Bulog. Dia memahami bahwa ESG bukan hanya sekadar memenuhi regulasi, tetapi juga tentang bagaimana dapat berkontribusi pada tujuan pembangunan berkelanjutan SDG di Indonesia.

BACA JUGA  Menhub Pastikan Angkutan Lebaran di Pelabuhan Gilimanuk Berjalan Lancar

Bulog mengelompokkan pendekatan ESGke dalam tiga aspek utama yakni lingkungan, sosial dan tata kelolaperusahaan.

“Pada aspek lingkungan, kami telah mengimplementasikan sejumlahinisiatif, termasuk modernisasi pergudangan komoditas untuk meminimalkan limbah dan menjaga kualitas pangan,” ujarnya.

Pada 2022 lanjut Sonya,  Bulog fokus memodernisasi pergudangan komoditas untuk meminimalkan limbah akibat kerusakan dan penurunan kualitas. Dengan penekanan besar pada penanganan inflasi pangan yang fluktuatif dan pengurangan limbah pangan.

Pada 2024 pemerintah menargetkan pengurangan inflasi pangan sebesar 4,01 persen dan pengelolaan sekitar 49 juta metrik ton limbah pangan.

Menurut Sonya, Bulog juga meluncurkan program-program yang mendukung kesejahteraan petani dan keberlanjutan bisnis, yang diharapkan dapat meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan petani.

BACA JUGA  Restoran Terbang Jadi Ikon Pariwisata Baru di Seminyak

Ia juga menekankan pentingnya tata kelola perusahaan dalam memastikan keberlanjutan jangka panjang.

“Kami mengakui bahwa Bulog masih menghadapi tantangan dalam penerapan ESG, terutama terkait ketersediaan data dan kurangnya standardisasi. Hambatan ini mempersulit pengelolaan dan evaluasi kinerja ESG, serta meningkatkan tekanan regulasi,” ujarnya. (Rava/N-01)

Dimitry Ramadan

Related Posts

DIY Inflasi 2,10% Dipicu Naiknya Pengeluaran Harga Makanan

BADAN Pusat Statistik Daerah Istimewa Yogyakarta menyebutkan pada Apil 2025 ini, Daerah Istimewa Yogyakarta mengalami inflasi year on year (y-o-y) sebesar 2,10%. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) DIY Herum Fajarwati…

Listrik Pascabayar Sumbang Inflasi 1,01 Persen di Jabar

BADAN Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa Barat mencatat, setelah tarif listrik pascabayar kembali normal, menjadi penyumbang inflasi sebesar 1,01 persen secara month to month. Demikian disampaikan Plt. Kepala BPS Provinsi…

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Jangan Lewatkan

Ada Semarang Night Carnival, Begini Rekayasa Lalu Lintas Dishub

  • May 3, 2025
Ada Semarang Night Carnival, Begini Rekayasa Lalu Lintas Dishub

Polda Jateng Tetapkan 6 Tersangka Kerusuhan Mayday

  • May 3, 2025
Polda Jateng Tetapkan 6 Tersangka Kerusuhan Mayday

AS Ingin India dan Pakistan Hindari Konflik di Khasmir

  • May 3, 2025
AS Ingin India dan Pakistan Hindari Konflik di Khasmir

DIY Inflasi 2,10% Dipicu Naiknya Pengeluaran Harga Makanan

  • May 3, 2025
DIY Inflasi  2,10% Dipicu Naiknya Pengeluaran Harga Makanan