DIREKTUR Transformasi dan Hubungan Kelembagaan Perum Bulog, Sonya Mamoriska Harahap menyampaikan pengalamannya menerapkan, Environmental Sosial dan Governace (ESG) di perusahaan milik negara tersebut.
Hal itu disampaikannya dalam Konferensi Internasional International Conferenceon Management in Emerging Market (ICMEM) 2024 yang diselenggarakan SBM ITB di Denpasar Bali.
“Misi kami adalah menjadi pemimpin rantai pasok pangan yang terpercaya,dengan tiga nilai utama, ketersediaan, keterjangkauan dan stabilitas. Kami memposisikan diri sebagai pemimpin rantai pasok pangan, bukan hanya sebagai perusahaan logistik pangan,” ungkap Sonya.
Sonya menekankan pentingnya integrasi ESG dalam operasional Bulog. Dia memahami bahwa ESG bukan hanya sekadar memenuhi regulasi, tetapi juga tentang bagaimana dapat berkontribusi pada tujuan pembangunan berkelanjutan SDG di Indonesia.
Bulog mengelompokkan pendekatan ESGke dalam tiga aspek utama yakni lingkungan, sosial dan tata kelolaperusahaan.
“Pada aspek lingkungan, kami telah mengimplementasikan sejumlahinisiatif, termasuk modernisasi pergudangan komoditas untuk meminimalkan limbah dan menjaga kualitas pangan,” ujarnya.
Pada 2022 lanjut Sonya, Bulog fokus memodernisasi pergudangan komoditas untuk meminimalkan limbah akibat kerusakan dan penurunan kualitas. Dengan penekanan besar pada penanganan inflasi pangan yang fluktuatif dan pengurangan limbah pangan.
Pada 2024 pemerintah menargetkan pengurangan inflasi pangan sebesar 4,01 persen dan pengelolaan sekitar 49 juta metrik ton limbah pangan.
Menurut Sonya, Bulog juga meluncurkan program-program yang mendukung kesejahteraan petani dan keberlanjutan bisnis, yang diharapkan dapat meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan petani.
Ia juga menekankan pentingnya tata kelola perusahaan dalam memastikan keberlanjutan jangka panjang.
“Kami mengakui bahwa Bulog masih menghadapi tantangan dalam penerapan ESG, terutama terkait ketersediaan data dan kurangnya standardisasi. Hambatan ini mempersulit pengelolaan dan evaluasi kinerja ESG, serta meningkatkan tekanan regulasi,” ujarnya. (Rava/N-01)