
PRESIDEN AS Donald Trump mengumumkan jeda 90 hari untuk negara-negara yang terdampak tarif tinggi dari AS, namun perang dagang dengan Tiongkok semakin memanas
Donald Trump juga memberikan izin tarif timbal balik universal diturunkan sebesar 10% sembari negosiasi terus berlangsung.
Perubahan kebijakan Trump ini cukup cepat hanya beberapa jam setelah tarif timbal balik diberlakukan Rabu (9/4) terhadap 60 mitra dagang Amerika Serikat.
Pada saat yang sama, ia menaikkan tarif terhadap barang-barang dari Tiongkok menjadi 125%. Trump menuduh Beijing tidak menghormati AS setelah Tiongkok membalas dengan rencana tarif sebesar 84% terhadap impor dari AS.
Pasar global mengalami gejolak hebat setelah pengumuman Trump minggu lalu, dengan penjualan besar-besaran yang menyebabkan kerugian triliunan dolar secara global.
Banyak warga AS khawatir akan kenaikan harga, dan sejumlah analis memprediksi meningkatnya kemungkinan resesi.
Pada hari Rabu, sebelum Trump menyatakan akan menangguhkan tarif tinggi terhadap negara-negara selain Tiongkok, pemerintah AS melihat suku bunga utangnya melonjak hingga 4,5% atau tertinggi sejak Februari.
Beberapa jam setelah kebijakan diumumkan, saham-saham AS melonjak. Indeks S&P 500 naik 7% pada perdagangan sore, dan ditutup dengan kenaikan 9,5%. Dow Jones melonjak 7,8%.
Jeda 90 hari setelah saham AS rontok
Kondisi ini menjadi penyebab Trump mengizinkan jeda tarif selama 90 hari untuk negara-negara yang belum membalas kebijakan tarifnya. Tarif tambahan terhadap Beijing akan berlaku segera.
“Pada suatu saat, semoga dalam waktu dekat, Tiongkok akan menyadari bahwa era mereka mengakali AS dan negara lain sudah tidak bisa diterima lagi,” tulisnya.
Tiongkok dikenai tarif tambahan sebesar 34%, di atas tarif 20% yang sudah diberlakukan sebelumnya tahun ini. Namun Beijing cepat membalas dengan tarif 34% terhadap impor AS ke Tiongkok.
Sebagai balasan Trump mengancam dengan tambahan 50% menjadikan total tarif menjadi 104% pada hari Selasa, jika Beijing tidak mundur.
Tiongkok tidak mengubah sikap dan menyatakan akan berjuang sampai akhir jika AS terus memprovokasi perang tarif atau perang dagang.
Hanya beberapa jam setelah tarif 104% dari AS mulai berlaku, Beijing mengumumkan bahwa mereka akan menaikkan tarif terhadap barang-barang AS dari 34% menjadi 84% mulai Kamis (10/9).
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok, Lin Jian, mengatakan bahwa AS terus memberlakukan tarif terhadap Tiongkok secara sewenang-wenang.
Ia mengatakan Tiongkok menentang praktik intimidasi seperti itu dan AS harus menunjukkan sikap kesetaraan, saling menghormati, dan timbal balik jika ingin menyelesaikan masalah melalui negosiasi. (*/S-01)