Operasi modifikasi cuaca menebar garam untuk mengatasi Karhutla di Riau. (MN/Rud)
OPERASI Modifikasi Cuaca (OMC) yang dulu dikenal dengan TMC hujan buatan untuk mengatasi kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Riau berhasil menurunkan hujan.
Operasi yang telah berlangsung selama 10 hari terakhir di Provinsi Riau telah menghabiskan sebanyak 8 ton garam semai.
Supervisi OMC Provinsi Riau dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Fikri Nur Muhammad kepada Media Indonesia mengatakan operasi OMC di Riau periode 20 Juli sampai dengan 1 Agustus 2024 diinisiasi oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) serta didukung oleh BMKG, TNI AU dan juga Pemerintah Provinsi Riau. Untuk periode ini, OMC dilakukan oleh PT RAI (Rekayasa Atmosphere Indonesia) dengan supervisi dari BMKG.
“Alhamdulillah hari ini dilaporkan oleh rekan-rekan Manggala Agni dari KLHK terjadi hujan di beberapa lokasi antara lain Kecamatan Sungai Sembilan Kota Dumai, Kecamatan Sinaboi Kabupaten Rokan Hilir. Selain itu dari pantauan citra radar juga terpantau hujan di Kabupaten Pelalawan Bagian Timur dan Selatan Kabupaten Kepulauan Meranti,” kata Fikri kepada Media Indonesia, Senin (29/7).
Ia menjelaskan, pada OMC periode ini akan berakhir pada 29 juli 2024. Namun akhirnya diputuskan untuk diperpanjang.
“Untuk Periode OMC ini yang dilakukan oleh PT RAI diperpanjang 3 hari yang sebelumnya hanya sampai tanggal 29 Juli 2024. Tujuan operasi periode ini yaitu untuk pembasahan lahan gambut. Bisa saja, jika eskalasi hotspot meningkat akan dapat dilakukan kegiatan Operasi kembali,” tegasnya.
Ia mengungkapkan, total bahan semai garam yang telah ditabur di Provinsi Riau sebanyak 8 ton. Adapun untuk kondisi cuaca Provinsi Riau beberapa hari yang lalu, sedikit kurang mendukung pertumbuhan awan potensial.
Menurut Fikri, salah satu faktornya karena ada Siklon Tropis Gaemi di wilayah Laut Cina Selatan yang mengakibatkan massa udara di Provinsi Riau tertarik ke wilayah tersebut. Siklon Tropis tersebut mulai melemah pada hari kemarin, sehingga pertumbuhan awan potensial hujan di Provinsi Riau berangsur membaik.
“Prediksi Cuaca untuk beberapa hari ke depan di Provinsi Riau mulai bagus untuk pertumbuhan awan. Adapun total bahan semai garam yang telah ditabur di Provinsi Riau sebanyak 8 ton,” ungkapnya.
Sementara perkembangan Karhutla di Riau diketahui semakin meluas. Kondisi cuaca panas dalam beberapa hari terakhir menyebabkan lahan gambut mudah terbakar.
Komandan Manggala Agni Daops Pekanbaru Chaerul Parsaulian Ginting kepada Media Indonesia mengatakan terdapat dua lokasi Karhutla yang menjadi fokus pemadaman. Luas lahan gambut di lokaso yang terbakar itu telah mencapai 10 hektare (Ha).
“Kami fokus di 2 lokasi Kabupaten Kampar yaitu Desa Karya indah Kecamatan Tapung dan Desa Pangkalan Baru, Kecamatan Siak Hulu,” kata Chaerul kepada Media Indonesia.
Ia menambahkan, sampai saat ini perkiraan luas karhutla di lokasi itu sudah mencapai 10 ha. “Kondisi lahan gambut, dan memang bahan bakar menumpuk,” pungkasnya. (Rud/W-01)