KONTAK Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kabupaten Sragen dan Gabungan Perkumpulan Petani Pengguna Air (GP3A) Irigasi Waduk Cengklik, Kabupaten Boyolali sangat setuju dengan gagasan penghapusan kartu tani, yang disuarakan oleh Ketua DPD Partai Gerindra, Sudaryono.
“Kami teman teman KTNA setuju banget jika persoalan kebutuhan petani dimudahkan. Seperti gagasan penghapusan kartu tani, persoalan pupuk subsidi serta harga gabah pasca panen,” tegas pentolan KTNA Sragen, Suratno, menyikapi gagasan Sudaryono terkait program penguatan swasembada pangan di daerah.
Hal sama diungkap Ketua GP3A Cengklik, Samidi yang menyebut gagasan Gerindra ini kalau dapat direalisasi, tentu akan membuat petani lebih bersemangat dalam mengelola pertanian, untuk peningkatan kemandirian pangan di daerah.
“Ini bukan siapa untuk mendukung siapa, karena kebetulan gagasan itu dilontarkan menjelang Pilkada. Namun kalau gagasan itu baik dan bisa direalisasi di lapangan, berikut memudahkan petani dalam mengelola pertanian, kenapa tidak,” sergah tokoh petani Boyolali yang selama ini sangat kritis jika berbicara soal kemandirian pangan.
Samidi menyatakan, petani terutama yang kalangan tua, sangat rindu dengan era kepemimpinan Presiden Soeharto, dalam tata kelola pertanian, yang mana semua urusan pengelolaan pertanian dimudahkan, dan hasilnya benar benar melimpah, dan dirasakan rakyat banyak di tingkat bawah.
“Kenapa setelah itu semua serba sulit untuk petani. Jadi jika gagasan Pak Sudaryono itu biqsa direalisasi, dan mendorong peningkatan produksi pangan, serta mensejahterakan petani, kenapa tidak kita dukung,” sambung Samidi.
Suratno pun menegaskan, jika pertanian dapat dikelola secara mudah dan menyenangkan, diyakini akan banyak generasi penerus yang lebih dari satu dekade ini menjauh dari lumpur sawah dan memilih pekerjaan lain yang dianggap menjanjikan, bisa saja berpikir meneruskan usaha tani orang tua mereka.
“Kalau gagasan bagus dari Mas Dar itu bisa realisasi dan diaplikasikan di sawah, tentu ke depan akan mengubah tata kelola pertanian ke arah yang baik, di tengah desakan industrialisasi yang terus menyerobot lahan pertanian,” sergah Suratno.
Kebetulan, lanjut mereka, Sudaryono merupakan kepanjangan dari Gerindra yang menjadi representasi kepemimpinan Prabowo – Gibran lima tahun kedepan.
“Terus terang, petani butuh pijakan yang benar benar mampu mensejahterakan, bukan sekadar retorika. Kami sudah lelah dengan kebijakan dan program yang hanya sebatas kertas, namun pada praktiknya petani hanya sekadar objek dan tidak pernah sejahtera,” tukas Suratno.
Dalam setiap kesempatan di depan petani belakangan ini, Sudaryono menegaskan, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka akan mewujudkan kesejahteraan bagi rakyat Indonesia melalui program swasembada pangan, dengan berbagai kemudahan.
Antara lain menurut dia, adalah penghapusan program kartu tani yang selama ini tidak memberikan kemudahan dan keleluasaan petani dalam mengurus kebutuhan, seperti pupuk subsidi yang tetap saja terbatas dan datang pada saat yang tidak tepat di tengah pengelolaan tanaman pangan. Lalu permasalahan panen yang selalu dalam penguasaan tengkulak yang tiada akhir mempermainkan harga.
Kedua tokoh petani ini mengakui, dalam hal kebutuhan pupuk, pemerintah belakangan memang memberikan tambahan kuota
Namun masih banyak ditemui, pendistribusian atau penyaluran yang selalu tidak tepat dengan waktu yang dibutuhkan untuk mengelola pertanian mereka.
“Jadi sekali lagi, jika Sudaryono mampu merubah permasalahan pertanian yang selama ini menjadi teriakan histeria petani, dan benar benar pro petani untuk menuju kemandirian dan swasembada pangan yang konkrit, terlepas dia memiliki tujuan politik, ya kenapa tidak didukung,” pungkas Samidi. (WID/N-01)