Waspadai Banjir Longsor di Sulut dan Sulsel

BANJIR melanda 19 desa di Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan, Provinsi Sulawesi Utara,  Minggu (7/7), pukul 04.00 Wita. Satu rumah hanyut akibat peristiwa tersebut.

Laporan tertulis Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan hingga kini, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat masih melakukan pendataan dampak bencana. BPBD Kabupaten Bolaang Mongondow belum menginformasikan adanya korban jiwa pascabanjir.

Tidak ada warga yang mengungsi akibat bencana ini. Kondisi mutakhir hari ini, Senin (8/7) hingga pukul 08.00, listrik masih dilaporkan padam dan jaringan komunikasi belum sepenuhnya pulih.

Banjir terjadi setelah hujan dengan intensitas sedang hingga lebat mengguyur wilayah kabupaten. Derasnya hujan menyebabkan debit air sungai di Kecamatan Posigadan dan Tomini meluap.

BACA JUGA  Pemprov Jateng Sigap Respon Banjir Grobogan

Ada 16 desa terdampak banjir di Kecamatan Posigadan, sedangkan Tomini sebanyak 3 desa. Sementara itu, insiden tanah longsor terjadi di Kecamatan Tomini, tepatnya di Desa Jaya.  Ada tiga titik longsor di desa itu.

Menyikapi bencana hidrometeorologi basah, pemerintah daerah telah menetapkan status tanggap darurat sejak Juni 2024. Status ini masih berlangsung hingga Selasa depan (9/7).

Banjir dan Longsor Luwu

Bencana banjir dan tanah longsor juga terjadi di Kabupaten Luwu, Provinsi Sulawesi Selatan. Kejadian tersebut berlangsung Minggu pagi (7/7), pukul 05.30 Wita. Hujan yang turun sejak Sabtu sore menyebabkan banjir di sejumlah kecamatan.

Lokasi terdampak banjir yaitu di Kecamatan Bua Ponrang, Larompong, Ponrang Selatan, Suli Barat dan Suli. Total ada 7 desa atau kelurahan  terdampak banjir. Selain banjir, tanah longsor juga menyasar satu desa, yaitu Desa Bolu di Kecamatan Bastem.

BACA JUGA  Walhi Sebut Banjir di Kalimantan Tengah Semakin Memburuk

Bencana banjir dan longsor berdampak pada 500 kepala keluarga. Hingga kini tidak ada laporan adanya korban jiwa akibat banjir dan tanah longsor.

Sedangkan dampak material tercatat 500 rumah warga dan akses jalan desa yang tertutup material longsor.

Menyikapi potensi bahaya hidrometeorologi basah susulan, berupa banjir dan tanah longsor, BNPB mengimbau masyarakat untuk tetap waspada dan siap siaga. Hujan lebat yang disertai petir atau kilat serta angin kencang masih berpeluang terjadi di Provinsi Sulawesi Utara dan Sulawesi Selatan, hingga Selasan depan (9/7).  (*/S-1)

BACA JUGA  Lima Daerah di Riau Terdampak Banjir

Siswantini Suryandari

Related Posts

Walikota Solo Diminta Larang Perpisahan Sekolah dengan Biaya Tambahan

KOMISI IV DPRD Kota Solo mengaku sering menerima keluhan dari para orang tua murid tentang pelaksanaan acara perpisahan sekolah yang dinilai semakin memberatkan. Situasi orang tua disebut dibebani pungutan anggaran…

Main saat Hujan, Bocah di Bantul Terseret Arus Selokan

SEORANG anak terseret arus selokan di Dusun Sarirejo, Singosaren, Banguntapan, Bantul, Senin (5/5) siang. Kejadian berawal dari tiga anak yang bermain saat hujan. Salah satu anak kemudian sandal yang dikenakannya…

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Jangan Lewatkan

Lebih Dari 5.000 Pendaftar di Sekolah Rakyat

  • May 6, 2025
Lebih Dari 5.000 Pendaftar di Sekolah Rakyat

Sentra Cipta Mandiri Layanan Psikososial Adiksi Judol

  • May 6, 2025
Sentra Cipta Mandiri Layanan Psikososial Adiksi Judol

Walikota Solo Diminta Larang Perpisahan Sekolah dengan Biaya Tambahan

  • May 6, 2025
Walikota Solo Diminta Larang Perpisahan Sekolah dengan Biaya Tambahan

Main saat Hujan, Bocah di Bantul Terseret Arus Selokan

  • May 5, 2025
Main saat Hujan, Bocah di Bantul Terseret Arus Selokan