
UNTUK mempercepat penanganan dan pemulihan pascabanjir di Kabupaten Pidie Jaya, Aceh, Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh menurunkan empat ekor gajah terlatih beserta tim pendukung ke sejumlah lokasi terdampak pada Minggu (7/12).
Operasi ini dilakukan dengan perencanaan matang dan tetap mengutamakan prinsip kesejahteraan satwa.
Kepala BKSDA Aceh, Ujang Wisnu Barata, menjelaskan bahwa sebelum gajah dikerahkan, tim terlebih dahulu melakukan survei menyeluruh terhadap kondisi lapangan, akses, keamanan, serta kebutuhan operasional. Hasil survei tersebut menjadi dasar penentuan rute, titik kerja, area istirahat, hingga pengaturan durasi kerja yang disesuaikan dengan kemampuan gajah.
Untuk menjaga kesehatan satwa, area istirahat disiapkan dengan pakan, suplemen, serta pemantauan kesehatan berkala oleh dokter hewan. Ketersediaan air minum juga menjadi perhatian khusus, dengan dukungan satu unit mobil slip-on berisi tangki dan selang air yang selalu siaga di lokasi.
Gajah Aceh terlatih
Ujang menjelaskan bahwa penggunaan gajah terlatih dalam penanganan bencana telah diterapkan di berbagai negara Asia, termasuk Indonesia. Gajah dinilai efektif membantu operasi di medan sulit selama pendampingan dilakukan oleh mahout dan seluruh proses mengedepankan keamanan serta kesejahteraan satwa.
“Keempat gajah diangkut menggunakan truk langsir dari tempat tambat menuju lokasi penanganan untuk memastikan keamanan dan menghindari stres sebelum bekerja di area terdampak banjir,” ujarnya.
Penentuan titik kerja dilakukan melalui koordinasi intensif dengan Bupati Pidie Jaya dan kepolisian setempat. Koordinasi ini memastikan keamanan personel dan satwa, sekaligus pengaturan waktu kerja agar gajah tidak melebihi kapasitasnya.
Tim lapangan terdiri dari delapan mahout, personel Polisi Kehutanan (Polhut), dan seorang dokter hewan dengan perlengkapan medis. Seluruh kegiatan mendapat pengawalan penuh dari aparat kepolisian sehingga operasional berlangsung aman dan terarah.
Mobilisasi gajah jinak ini menjadi langkah kolaboratif untuk mempercepat pemulihan lingkungan pascabanjir, terutama di wilayah yang sulit dijangkau alat berat. Selain mendukung pemulihan, misi ini menegaskan komitmen bahwa penggunaan satwa dalam operasi harus selalu mengutamakan perlindungan dan kesejahteraannya. (*/S-01)







