
Meningkatnya debit air Sungai Cikapundung mendorong Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung memperketat mitigasi banjir di tengah cuaca ekstrem. BPBD Kota Bandung mencatat debit sungai mencapai ketinggian 2 meter saat hujan, sehingga berpotensi meluap dan berdampak pada beberapa permukiman.
Beberapa wilayah rawan terdampak meliputi Braga, Tamansari, Gedebage, dan Pagarsih. Pemantauan lapangan terus dilakukan BPBD.
“Kami mulai melakukan penanganan, tetapi Pemkot tidak mungkin bekerja sendiri. Pembenahan saluran air harus dilakukan bersama, termasuk penertiban bangunan di bantaran sungai,” ujar Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan, Senin (8/12).
Relokasi Sementara Warga Bantaran Sungai
Untuk mengurangi risiko, Pemkot menyiapkan opsi relokasi sementara bagi warga yang tinggal di bantaran Sungai Cikapundung. Relokasi diarahkan ke hunian kontrakan yang dibiayai para dermawan.
“Kalau langsung dipindahkan ke Rusun Rancacili, kasihan anak-anak yang sekolah jauh. Jadi relokasi sementara ke tempat yang dekat dulu,” jelas Farhan.
Pemkot Tunda Perjalanan Dinas Luar Negeri Selama Nataru
Sebagai langkah antisipasi cuaca ekstrem dan untuk memastikan layanan publik tetap optimal, Pemkot Bandung menunda seluruh perjalanan dinas luar negeri bagi pejabat dan perangkat daerah pada periode 15 Desember 2025–15 Januari 2026. Kebijakan ini menindaklanjuti instruksi Mendagri melalui SE Nomor 000.2.3/9633/SJ.
“Kami mendukung penuh arahan Mendagri. Pejabat wajib siaga untuk menjaga pelayanan publik, keamanan, dan pengendalian inflasi selama Nataru,” kata Farhan.
Ia menambahkan bahwa perjalanan luar negeri yang sudah memiliki rekomendasi pun diminta ditinjau ulang untuk dibatalkan atau dijadwalkan kembali, kecuali untuk kegiatan esensial.
“Ini masa krusial. Kehadiran pejabat di lapangan sangat penting agar pelayanan publik tidak terganggu,” tegasnya. (Rava/S-01)







